Fimela.com, Jakarta Mengenal Bung Tomo, pahlawan revolusi Indonesia tak cukup hanya dengan mengunjungi museum di Surabaya. Tak pula cukup dengan mendengarkan pidatonya yang berapi-api di depan arek-arek Suroboyo. Ada satu buku yang mengisahkan sisi lain Bung Tomo yang ditulis sang istri, Sulistina Soetomo. Judulnya "Bung Tomo, Suamiku."
BACA JUGA
Advertisement
Buku yang ditulis sang istri, yang juga biasa dipanggil Jeng Lies ini terbit pertama kali di tahun 1995. Meski terbilang tipis untuk ukuran sebuah biografi, buku ini ternyata menceritakan banyak hal. Bukan hanya tentang keseharian Bung Tomo, tapi juga sejarah dari sudut pandang pelakunya. Terlebih, buku ini juga mengisahkan kisah romantis Jeng Lies saat bertemu dengan suaminya itu.
Pada saat itu, Bung Tomo sudah bersahabat dengan suara desingan peluru. Di tengah hiruk-pikuk perlawanan terhadap penjajah, Jeng Lies hadir dan lantas merenggut hati Bung Tomo. Jeng Lies pun menuliskan kata-kata puitis suaminya itu pada saat berjanji akan menikahi dan membahagiakannya.
Aku dikenal sebagai seorang pemimpin yang baik dan aku adalah seorang pandu yang suci dalam perkataan dan perbuatan. Pasti aku tidak akan mengecewakanmu. Kalau Bung Tomo berjanji kepada calon isterinya bahwa dia tak akan mengecewakan isterinya dan dia akan menyintainya sampai akhir hayatnya. Janji itu pasti akan kutepati. Seorang pejuang tidak akan mengingkari janjinya. Aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku ingin menikahimu kalau Indonesia sudah merdeka. Aku akan membahagiakanmu dan tidak akan mengecewakanmu seumur hidupku," tulis Jeng Lies dalam buku tersebut.
Bung Tomo ternyata bukan hanya panutan sebagai pejuang dan juga pahlawan yang rela mati-matian demi kemerdekaan Indonesia. Tapi juga contoh sebagai pria yang jantan dan tak pernah ragu untuk menyatakan cintanya kepada Jeng Lies.