Sukses

Lifestyle

Eksklusif Young Lex, Mantan OB yang Kini Jadi Idola Para ABG

Fimela.com, Jakarta Membaca atau mendengar nama Samuel Alexander Pieter, mungkin sebagian dari kamu akan geleng-geleng kepala tak mengetahuinya. Lantas, bagaimana jika dengan nama Young Lex?

***

Bagai sebuah dentuman ledakan, nama Young Lex kini begitu menggema di beberapa kalangan, khususnya di kalangan penggemar musik hip hop tanah air dan anak-anak ABG masa kini. Bukan kebetulan atau bahkan secara instan, pria kelahiran 18 April 1992 ini mampu mengepakkan sayapnya hingga seperti saat ini melalui perjalanan panjang nan berliku.

Saat ini, mungkin banyak orang yang mengenal jika Young Lex adalah seorang musisi hip hop ternama, namun, siapa sangka, jika jauh sebelum ia jadi pemusik saat ini, ia telah lebih dulu mendulang sukses sebagai Youtuber.

Kecintaannya pada musik hip hop 'menuntun' Young Lex untuk sampai ke platform video sharing tersebut. Di 2010, pria bertubuh penuh tato ini begitu tekun 'memamerkan' karya-karya musik hip hop berupa video klip yang ia garap untuk dapat dinikmati oleh lebih banyak orang lagi di luar sana.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Meski demikian, bukan berarti pada saat itu juga, ia lantas mendulang kesuksesan, baik berupa finansial maupun ketenaran seperti saat ini. 'Jungkir balik' ia rasakan agar karir bermusiknya terus berjalan. Salah satunya ialah menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta dengan jabatan staf gudang yang merangkap sebagai office boy  (OB). 

"Dulu gue kerja di PT Fokus Media Indonesia jadi staf gudang. Jadi, kerja tuh pagi, kalau teknisi mau berangkat, kan sebelumnya pada siapin alat. Saat mereka udah cabut, kantor ‘punya’ gue deh. Nyapu, ngepel, beli air galon. Kalau teknisi pulang, gue beresin, baru gue pulang. Itu bener-bener setelah lulus SMA," ungkap pria berdarah Batak ini.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Dengan gaji yang ia terima dari pekerjaan tersebut, Young Lex remaja mengumpulkannya untuk membuat sejumlah karya dan upaya di dunia hip hop. Seperti lagu dan video klip yang ia unggah ke akun Youtube-nya. Namun, dari 2010 ia malang melintang di sana, rupanya baru pada 2013, pria penggemar komik dan masakan Padang ini mengetahui jika akun Youtube-nya bisa di-monetize atau dikomersilkan.

Lantas, seperti apa perjalanan Young Lex hingga kini media sosial mampu menghidupi kehidupannya dan menjadi idola para remaja? Berkunjung ke Bintang.com bersama manajemennya pada Jumat (28/10) lalu, Young Lex membeberkan sekelumit kisah perjalanan karir dan hidup, serta tanggapannya soal haters, dalam wawancara eksklusif pada reporter Febriyani Frisca dan fotografer Nurwahyunan. Check this out!

Awal Mula Young Lex Bisa Dikenal oleh Publik

Awal karir di Youtube bagaimana dan kapan, sih? Apakah lo langsung yakin kalau Youtube bisa membuat karya lo terkenal?

Awalnya ya karena Youtube satu-satunya media untuk kasih lihat karya kita, dan gratis. Semua orang bisa lihat. Awal tahu Youtube itu 2007, saat Justin Bieber lagi fenomenal. Saat viewer video pertamanya masih 20 ribu, gue sudah lihat karena memang suka browsing. Kalau soal Youtube bisa dilihat sama banyak orang ya nggak tahu. Karena dulu tuh medianya untuk lagu Reverbnation, kalau video klip itu Youtube. Paling simple kalau upload di Youtube, dapet link, link-nya bisa ditaroh di Facebook.

Apa yang pertama kali lo posting di sana?

Video pertama gue, Flag Football. Ke-dua, video klip juga, ke-tiga, video klip juga. Memang video klip semua. 

Apakah dari awal bikin akun buat upload video- video klip saja?

Nggak direncanakan, karena saat 2010 upload-nya cuma di Youtube doang. Lo bikin video klip mau kasih ke orang taroh di mana lagi? Ya di sana doang.

Bagaimana mengantur strategi marketing untuk membuat video klip terkenal?

Pikirin sendiri aja, sih. Kita mikirin sendiri, menganalisa sendiri. Gue gabung dengan Trinity tahun 2015, berarti dari 2010-2015 itu mikir sendiri. Tahu Youtube bisa dikomersilkan itu 2013, jadi selama 2010-2013 nggak kepikiran untuk menghasilkan uang dari sana.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Influence untuk bikin video di Youtube dari siapa?

Biasanya gue lihat vlogger luar negeri. Sebenarnya yang bikin konsep bukan pure gue semua. Jadi, ada campur tangan produser gue namanya Mo Charizma. Jadi kami pikir, waktu 2012, konten gue isinya musik semua; video klip dan video manggung. Jadi dari 2012 gue udah nge-vlog. Pas 2012, gue bikin Relex; Rileks Bersama Young Lex.

Itu strategi untuk menjangkau orang-orang yang nggak tahu hip hop. Jadi Relex itu kontennya umum, episode pertama tentang cabe-cabean. Gue bikinnya juga di rumah, pakai DSLR, ngoceh aja sendiri, di depan kamera asal-asalan, gue edit sendiri, gue upload. Eh ternyata viral tuh. Semenjak itu, karena banyak yang nge-view dan suggestion video-video yang lain, maka ada kemungkinan orang-orang jadi notice

Menginspirasi anak-anak muda, khususnya remaja usia awal, pernah terlintas nggak sih ada beban moral dengan konten-konten lo yang terlalu jujur itu?

Sebenarnya gini, ini yang gue lagi pelajarin juga. Pertama, packaging gue seperti ini; artis tatoan, selengean. Ke-dua, gue nggak mau fans gue anak kecil. Ke-tiga, kenapa fans gue anak kecil? Apa karena sekarang udah nggak ada idola anak kecil, terus anak kecil mengidolakan idola anak remaja? Apakah karena memang musik gue yang enak buat joget atau beatful sehingga anak kecil suka? Soalnya, sekarang fans gue bener-bener bocah semua. Gue bingung. Target market gue itu usia anak SMA akhir. Tapi kenapa anak SMP bahkan SD juga suka?

Karena terlalu derasnya fungsi internet yang nggak bisa dibendung orangtua, atau orangtua yang nggak bisa mengawasi anaknya? Di era digital ini, cara mendidik anak nggak bisa kayak mendidik anak di era konvensional, kan? Ada orangtua yang kasih handphone ke anaknya yang masih sekolah. Di sekolah, dia bisa aja dia buka yang aneh-aneh, di rumah nggak. 

Gue belum nemu jawaban yang solid kenapa fans gue banyak anak kecil. Tapi, yang menurut gue, idola anak kecil sekarang udah nggak ada. Jadi, mereka pindah ke idola anak remaja.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Apa aja yang udah lo dapat dari Youtube?

Banyak. Di 2013, ketika gue tahu bisa dikomersilkan, jadwal manggung gue lumayan padat, tapi nggak terlalu besar bayarannya. Masih sekitar di bawah Rp1-2 juta. Butuh modal juga untuk terus berkarir dan bikin video klip. Nah, Youtube itu menolong banget di situ. Jadi perputarannya di situ. Misalnya dapat Rp10 juta, buat bikin video klip Rp3 juta. Bulan depannya gue dapat Rp12 juta. Begitu terus. Jadi, karya gue yang biayain Youtube. Buat kehidupan, tanggungan, bayar kuliah.

Selain materi?

Banyak banget. Value-nya sekarang lo bisa memulai sesuatu yang nggak lo kuasai dari Youtube. Awal-awal gue belajar nge-edit dari Youtube. Sangat menolong banget.

Perbedaan yang lo rasakan sebelum dan sesudah terkenal seperti sekarang apa?

Gue kan anak nongkrong tuh, dan sampai sekarang gue masih tinggal di gang. Rada risih aja kalau suka ke depan rumah dan jumlahnya banyak. Kocak, sih. Pernah satu kejadian, gue abis makan nge-rokok, kan, di gang. Jadi, temen kecil gue punya adik, adiknya cerita kalau Young Lex tinggalnya deket rumah gue. Teman-temannya nggak ada yang percaya, dibawalah satu kelas dan pas ketemu gue, bilang “oiya bener tuh, Abang Teman Palsu!”.

Benda apa yang pertama kali lo beli saat pertama kali dapat uang dari Youtube?

Jam tangan G-Shock warna hitam. Pertama kali dapet uang dari Youtube itu Rp3,4 juta tahun 2012.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Bagaimana pendapat lo tentang mereka yang menganggap lirik lo yang terlalu jujur itu membawa pengaruh buruk bagi pendengar?

Gini, misalnya ada 10 ribu orang yang suka makanan pedes, kalau kita bikin nasi goreng pedes, 10 ribu orang yang suka pedes bakal suka banget. Sebaliknya, 10 ribu orang yang nggak suka pedes bakal nggak suka banget. Sedangkan kalau kita bikin nasi goreng setengah pedes, yang suka banget pedes masih bisa makan tapi nggak terlalu suka, yang nggak suka pedes masih bisa makan tapi nggak terlalu suka juga. Nah, lo pilih lah tuh di mana.

Jadi, kenapa gue bisa dapet fans fanatik, menurut gue karena gue bikin sesuatu yang gue banget. Nah, yang gue banget misal jumlahnya 10 ribu orang, jadi relate lah sama mereka yang gue banget.

Apa yang lo harapkan dari keeksisan lo di Youtube buat diri sendiri dan orang lain?

Buat diri sendiri yang pasti harus sukses. Finansial juga. Karena gue mau mewujudkan impian nyokap yang pengen punya rumah makan. Sama inner circle gue, temen-temen sekolah gue. Kan sekarang gue punya usaha, jadi, syarat buat yang mau kerja sama gue harus nggak punya masa depan (dalam arti yang nggak tahu mau ngapain), biar masa depannya dibentuk bareng-bareng. 

Next, project lo selanjutnya untuk mempertahankan eksistensi?

Bikin buku judulnya Hip Hop. Judul bukunya itu nama album gue di 2017 nanti. Abis itu tahun depan, gue pengen bikin konser keliling 10-15 kota. Karena fans gue di daerah banyak yang harus menunggu acara yang mengundang gue, sedangkan belum tentu ada acara yang budget-nya sesuai. Cara efisiennya adalah, gue bikin acara di sana.

Young Lex Bicara Soal Haters

Sebagai public figur, pasti ada fans dan haters, lantas, pendapat lo tentang haters sendiri seperti apa?

Jadi, menurut gue haters tuh refleksi dari dirinya dia. Dia pengen jadi kita, hanya saja sampai dia disebut haters, karena dia sampai melakukan tindakan. Entah komen, entah apa. Nah, gue pernah ada di posisi itu dulu. Gue pengen kayak dia, jadi benci. Tapi nggak sampai ke tindakan. Dan sampai akhirnya gue berteman sama yang gue nggak suka itu, karena memang ingin ke situ.

Haters itu penolakan. Ada banyak yang tadinya fans jadi haters. Ada nih di IG gue, komen mulu, terus nge-DM, tapi besoknya ngata-ngatain, pas gue liat profile-nya pake baju YOGS (Young Original Gila Swag, clothing brand milik Young Lex). Mereka kayak begitu karena penolakan, sakit hati. Rata-rata begitu. Terakhir ada yang ngajak featuring, gue nggak mau, baper. Malah nge-diss. Ya kan lucu.

Cara menghadapinya?

Diemin aja. Tapi kadang gue suka iseng ,sih. Kalau ada komen yang nggak jelas, gue buka akunnya, gue block. Itu adalah salah satu effort gue untuk kasih dampak iseng ke mereka. Abis gue nge- block ketawa-tawa, dia pasti kesel.

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Tapi pernah ada nggak, sih, ada haters yang menyerang secara nyata?

Belum pernah ada. Kemarin gue ada ide ingin bikin social experiment. Gue pengen ke lapangan, terus gue bikin status "buat kalian yang nggak suka sama gue atau ingin berdebat sama gue, bisa gue tunggu di sini". Kalau dia berani ngomong kasar di kolom komentar, tapi pas ketemu ciut, gue bilang itu penyakit baru.

Dunia hiburan selalu mengalami regenerasi, andai kata lo nggak cukup mampu untuk mengikutinya, apa rencana yang udah lo buat selain eksis di per- Youtube-an atau permusikan?

Gue sangat mendukung regenerasi. Kalau ada regenerasi, itu artinya scene hip hop akan terus berjalan. Regenerasi kan ada dua, direncanakan dan tidak direncanakan. Regenerasi yang direncanakan itu sering terjadi di luar. Jadi, begitu ada raper yang bagus, dikasih peluang untuk naik. Di Indonesia nggak, sendiri-sendiri aja. 

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Ada rencana ke depan nggak sih kalau lo udah nggak ingin lagi di dunia hip hop?

Nggak mungkin, sih. Gue umur 50 tahun juga masih mau manggung. 

Rencana 5 tahun ke depan?

Banyak. Album, konser, rumah makan, warkop.

Pesan buat Lex Sugar dan orang-orang yang terinspirasi sama lo meski mereka bukan Lex Sugar?

Menginspirasi itu nggak harus lewat figur yang terlihat baik-baik. Nakal itu bukan jahat dan baik- baik itu belum tentu orang bener. Di luar negeri ada rapper namanya MGK (Machine Gun Kelly), liriknya tentang weed, sex, drugs. Dia dibilang merusak generasi muda, bla bla bla. Tapi, ada anak lumpuh yang dengerin lagu dia sampai bisa bikin jalan lagi karena lagunya semangat. 

Young Lex. (Via: Bintang.com/Nurwahyunan)

Berarti kan sosok yang dianggap orang lain negatif, menginspirasi orang lumpuh sampai bisa jalan itu kan kontadiksi banget. Intinya, lo bisa jadi dampak positif siapapun lo. Apapun hal-hal positif kalau lo menangkapnya negatif, bakal jadi negatif aja.

Sukses menjadi Youtubers ala Young Lex?

Pertama, kontennya harus lo banget. Ke-dua, konsisten. Ke-tiga harus pandai menangkap momen.

Sedikit berandai-andai, lo pengen jadi apa kalau di dunia ini nggak ada musik hip hop kesukaan lo dan Youtube?

Tukang es kelapa di pinggir pantai. Pantai mana aja. Pagi-pagi makan es kelapa, jual es kelapa. Pokoknya di pantai-pantai itu lah, hidup tenang. Hidupnya nggak susah-susah deh.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading