Fimela.com, Jakarta Setiap orang butuh tujuan agar tahu ke mana dia harus melangkah, pun dalam hubungan percintaan. Barangkali itulah fungsinya relationship goals, agar pasangan yang menjalani tahu apa yang sedang mereka perjuangkan.
BACA JUGA
Advertisement
Sayangnya, kini makna relationship goals sudah membias ke mana-mana, bahkan ke hal-hal yang kurang layak dijadikan 'goals' seperti unggahan foto mesra di media sosial juga liburan ala honeymoon berdua pacar. Hmm, hati-hati membuat relationship goals. Kalau tujuanmu salah, bukan nggak mungkin saat ini kamu jadi salah langkah.
Jangan bikin relationship goals yang merugikan diri sendiri. Contoh, kamu ingin mengejar beasiswa kuliah di luar negeri, namun pacarmu melarang karena takut LDR. Haruskah kamu merelakan impianmu? Jelas nggak, dong. Lagipula kalau dia cinta kamu, seberat apapun pasti dia upayakan untuk mendukung langkahmu dalam mewujudkan impianmu, bukan malah melarang.
Memaksakan segalanya harus dilakukan bersama demi terlihat berhasil mewujudkan 'relationship goals'. Untuk apa mengejar pengakuan orang-orang? Sekuat apapun chemistry antara kamu dan dia, belum tentu segala yang kamu sukai akan dia sukai juga, dan begitu pula sebaliknya. Daripada menyamakan segala aktivitas, lebih baik kamu dan dia saling mendukung untuk melakukan apapun yang kalian senangi sekalipun itu berbeda.
Mengubah dirimu demi dia. Well, perubahan pasti terjadi. Namun dalam hubungan yang sehat, perubahan itu terjadi dalam konteks menjadi lebih baik dan tanpa diminta, apalagi dipaksa. Kamu akan berubah jadi lebih baik karena pasanganmu membuatmu termotivasi.
Intinya, relatioship goals nggak perlu membuatmu mengorbankan diri sendiri di masa kini dan masa depan. Sebagai pasangan, kamu dan dia justru harus saling mendukung satu sama lain untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, baik itu milik pribadi ataupun berdua.