Sukses

Lifestyle

Editor Says: Susahnya Cari Uang Halal

Fimela.com, Jakarta “Kalau kerja ngeluhnya capek, tapi pas giliran nganggur pengennya buru-buru dapat kerjaan.” Kalimat yang satu itu kemungkinan bukanlah kalimat yang asing buat masyarakat di Indonesia—atau bahkan seluruh umat manusia di dunia ini. Tapi, itulah manusia yang katanya adalah makhluk yang paling tidak pernah merasa puas.

Anehnya, dibalik banyaknya keluhan yang diucapkan, setiap manusia memiliki keinginan yang sama, sama-sama mau jadi orang kaya yang kalau pergi ke mall nggak pakai mikir mau beli apa, tinggal ambil lalu bayar ke kasir. Kegiatan mengkhayal atau berimajinasi boleh dibilang adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melarikan diri sejenak dari kenyataan yang nggak enak sama sekali—ngeluh lagi.

Sebagai salah satu pengguna Kereta Api Commuter Line yang biasa nangkring di gerbong khusus wanita, saya sering sekali mendengarkan khayalan-khayalan segerombolan cewek-cewek ABG berseragam putih abu-abu—perlu dicatat bukannya nguping, tapi terkadang para ABG itu ngobrol dengan suara yang sangat keras #ngeles. Ada satu kejadian menarik yang sampai sekarang masih saya ingat.

Editor Says: Susahnya Cari Duit Halal. (Bintang.com/Gadis Abdul)

Sambil memperlihatkan smartphonenya cewek ABG yang memiliki penampilan sedikit tomboy berkata kepada temannya,”Gila nih orang, enak banget hidupnya, Instagramnya isinya jalan-jalan mulu.” Sang teman pun menjawab dengan lantang,”Lu mau bisa jalan-jalan kemana-mana tapi pakai duit nggak halal? Gua si ogah.”

Wow, entah siapa yang sedang dibicarakan, tapi sudahlah pasti mereka tengah membahas kehidupan mewah seseorang yang kelihatannya telah membuat iri banyak orang. Pertanyaannya tahu darimana kalau itu cewek jalan-jalannya pakai uang nggak halal? Ya, mungkin mereka sudah sangat akrab, positive thinking aja sih.

Berawal dari Trauma

Tak hanya sampai di situ, obrolan menarik pun kembali dibuka. “Kalau udah lulus gimana ya? Gua bingung mau kerja dimana? Setiap hari kita bakalan kayak mba-mba yang rebutan masuk naik kereta nih kali ya,” ujar salah satu cewek yang ada dalam gerombolan para cewek ABG tersebut.

Hmmm, dek-dek, belum juga dicoba sudah ngeluh duluan. Tapi bener juga sih, Hahaha. Siapapun pasti bakalan trauma kalau melihat penuhnya Kereta Api Commuter Line di jam-jam sibuk, bahkan terkadang ada seseorang yang harus memaksakan diri masuk, walaupun ia harus terjepit di pintu kereta sampai kita-kita yang berada di luar pun ikut teriak,”Bu, jangan maksain, aduh, bu.”

Ya, karena saya naik kereta di gerbong khusus wanita, jadi saya hanya bisa fokus ke wanita-wanita tangguh yang saya tidak kenal dan selalu saya lihat setiap hari di jam yang sama. Meskipun tidak tahu apa pekerjaan mereka, namun saya yakin bahwa mereka adalah wanita tangguh yang bekerja keras untuk mendapatkan uang dari hasil keringatnya sendiri.

Walaupun terkadang agak kasar, ya, saya harus bilang kasar, bukan cuma mulut yang kasar, namun terkadang para penumpang di gerbong kereta wanita juga memainkan tangannya atau kakinya untuk memukul atau pun menendang tanpa diketahui si korban. Yup, saking banyaknya orang kita nggak akan pernah tahu siapa yang sudah nyubit punggung kita atau bahkan siapa yang sudah membuat kuku kita patah.

Kalau mau tahu sekeras apa kehidupan di Ibu Kota, maka sudahlah pasti jawabannya ada di Kereta Api Commuter Line gerbong khusus wanita. Pujian saya ucapkan kepada mereka-mereka yang setiap hari naik kereta yang terletak di gerbong paling depan dan paling belakang tersebut. Tapi mewakili yang lainnya juga saya ingin berpesan,”Pleace be nice, jangan kasar-kasar. Kita sama-sama tahu cari uang halal itu memang susah dan kita sama-sama tahu capeknya kayak apa.”

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading