Perbedaan Bahasa Bukan Halangan untuk Menjalin Persahabatan

Fimela.com, Jakarta Tak ada yang bisa menghalangi persahabatan. Perbedaan agama, jarak tempat tinggal, bahkan bahasa, sama sekali bukan masalah dan kita selalu bisa melihat itu dari anak-anak.

Ketulusan hati anak-anak dalam bersahabat selalu tampak dari perilakunya, seperti ketika Amanda, seorang anak kelas 5 SD di Paloma Elementary School di Temecula, California, menghampiri salah satu temannya yang selalu terlihat sendirian ketika jam makan siang. Adalah Rafael Anaya, seorang anak baru di sekolah Amanda yang hanya bisa berbicara bahasa Spanyol.

Saat Amanda menghampiri dan memperkenalkan diri, barulah ia menyadari Rafael tak memahami bahasa Inggris. Rupanya, kesulitan komunikasi itulah yang membuat Rafael sulit membaur dengan lingkungan barunya. Namun Amanda tak habis akal, ia mencoba "mendekati" Rafael dengan cara lain.

Amanda menuliskan sebuah note berisi ajakan kepada Rafael untuk duduk makan siang bersama, lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa yang Rafael pahami, yakni bahasa Spanyol. Ibu Amanda yang diperlihatkan note tersebut untuk mengoreksi ketepatan kalimatnya mengaku merasa terharu.

"Aku selalu bilang, 'temui anak baru', selalu. Mereka mungkin takkan terus menjadi temanmu, tapi mereka takkan melupakan bagaimana kamu menyambutnya di sekolah itu", ujar Kimber Kinard dikutip dari cbsnews.com.

Setiap hari sepulang sekolah, Kimber meminta putrinya untuk menceritakan dua hal baik dan dua hal buruk yang terjadi di sekolah. Pertemuan dengan Rafael menjadi salah satu hal baik yang ia ceritakan. Sejak saat itu mereka berteman akrab, karena selain teman di sekolah, ternyata rumah mereka juga berdekatan.

Amanda dan Rafael masih terus berkomunikasi lewat notes dan gambar, namun sekarang mereka juga sedang mempelajari bahasa satu sama lain. See? Meski bahasa mereka berbeda, mereka tetap bisa menjadi sahabat.