Fimela.com, Jakarta Ketika hubungan dengan pacarmuĀ berakhir, kadang, ada perasaan mengganjal yang tersisa. Semacam ingin meminta penjelasan, atau membicarakan duduk permasalahan untuk terakhir kalinya. Alasannya, sih, agar permasalahannya benar-benar selesai dan menutup dengan benar buku cerita yang pernah ditulis bersama.
BACA JUGA
Advertisement
Tujuannya baik, sih, kelihatannya. Tapi apakah 'penutupan' itu penting? Ketika 'putus' sudah terucap dan terlaksana, untuk apa menengok kembali luka yang diciptakannya?
Apa baiknya menatap kembali wajah yang sudah kamu tinggalkan--atau meninggalkanmu?
Teorinya, momen pertemuan dengan si mantan untuk terakhir kalinya itu memang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan atau menghapuskan rasa yang tersisa, tapi kenyataannya? Putus-mu dan dia akan terasa menyakitkan. Karena kamu akan mendengar kenapa mereka memilih untuk mengakhirinya, atau kamu perlu menjeaskan kenapa kamu menyakiti hatinya. Perasaanmu untuknya mungkin masih tersisa, dan melihatnya sekali lagi hanya akan membuatmu semakin patah hati.
Kalau kamu berharap pertemuan yang kamu bilang 'penutupan' itu akan membantumu meringankan apa yang kamu rasa dan membuatmu move on dengan mudah, kamu salah. Kamu tak bisa mengharapkan bantuan dari orang lain untuk move on, kamu harus melakukannya sendiri.
Jadi, pertemuan terakhir dengan mantan dengan dalih menyelesaikan urusan, dan kamu harap akan menyembuhkan patah hatimu karena putus dengannya itu hanyalah ilusi semata. Daripada bertemu dengannya dan memulai perjuangan untuk move on kamu dari nol lagi, lebih baik fokus melakukan hal-hal yang membuatmu merasa lebih baik tanpanya.