Fimela.com, Jakarta Setelah putus dengan penuh kemarahan dan kesedihan, kamu akan mengalami masa-masa di mana hatimu merasa hampa karena dia nggak ada lagi dia dalam hari-harimu.
Ketika kamu mengunjungi suatu tempat yang biasa kamu kunjungi bersamanya sendirian, ingatanmu akan terlempar ke masa-masa di mana kamu dan dia ada di sana, duduk bersisian sambil sesekali menyandarkan kepalamu di bahunya.
Advertisement
BACA JUGA
Situasi lain yang mungkin dihadapi adalah ketika kamu sedang mengalami masalah, entah masalah dirimu sendiri atau masalah dengan pacar barumu. Lalu kamu berusaha mencari distraksi dari masalah tersebut dan teringat mantan. Kalau sudah begitu, pasti tanganmu gatel untuk ngambil ponsel kemudian mencari-cari namanya di daftar kontak, lalu tekan dial.
Jangan pernah biarkan itu terjadi.
Teringat mantan itu wajar kalau setelah putus darinya kamu nggak mengalami satu insiden yang membuat kepalamu cidera dan amnesia. Tapi itu bukan sebuah pembenaran untuk menghubunginya kembali. Apalagi kalau kamu sudah memiliki pacar baru saat ini.
Kamu nggak kangen dia, kamu cuma lagi merasa kesepian dan menganggap dia bisa dimanfaatkan untuk mengusir rasa sepi itu.
Sekali lagi, jangan pernah biarkan itu terjadi, atau kamu akan menyesalinya di kemudian hari. Kamu juga pasti nggak mau sikap kamu itu disalahartikan olehnya sebagai pertanda "masih ngarep", kan?
Terlebih kalau kamu sudah punya pacar baru. Menghubungi mantan hanya karena kamu sedang ada masalah dengan pacar adalah sebuah tindakan yang egois. Lebih baik kamu bicarakan langsung masalah itu dengan pacarmu agar cepat selesai daripada mencari pelarian.
Pada dasarnya, nggak ada sisi positif dari kembali menghubungi mantan saat kamu merasakan kegelisahan. Sebaiknya kamu hindari atau kamu akan menyesal di kemudian hari.