Fimela.com, Jakarta Kepala Kantor Imigrasi Klas 1 Jakarta Pusat, Tato Hidayawan mengungkap, 17 perempuan asal Maroko diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) yang ditangkap di salah satu klub di kawasan Senayan, Jumat (21/10), enggan 'berkencan' dengan lelaki Indonesia.
"Pasarannya memang ekspatriat asing. Kalau bukan itu, mereka nggak mau," ujar Tato pada jumpa pers di Gedung Imigrasi Jakarta Pusat, Jalan Merpati, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10), sebagaimana dimuat Antara.
Advertisement
BACA JUGA
Ia menjelaskan, lelaki asal Timur Tengah yang tinggal di Indonesia merupakan target pasar dari perempuan-perempuan terduga PSK ini. "Biar orang pribumi itu berduit, mereka juga nggak mau. Jadi memang sudah target market sendiri," sambungnya.
Soal cara menjaring sejumlah perempuan tersebut, kata Tato, petugas berperawakan layaknya orang Timur Tengah menyamar sebagai salah satu 'teman kencan'. "Setelah yakin bisa di-booking, kami periksa, dan akhirnya kita dapatkan 17 WNA Maroko. Jam 3 pagi langsung di bawa ke Kantor Imigrasi Klas 1 Jakarta Pusat untuk diperiksa lebih lanjut," tuturnya.
Ke-17 perempuan Maroko itu, sebagaimana dimuat Antara, berusia antara 20 dan 29 tahun. Menurut Tato, ke-17 perempuan Maroko itu ditahan dari satu klub berinisial TD, pada pukul 01.30 WIB Jumat, di mana tempat itu populer di di kalangan turis Timur Tengah.
Tato juga menjabarkan kalau belasan perempuan diduga PSK asal Maroko ini memiliki tarif 'kencan' Rp5 juta untuk short time. Hingga kini, mereka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut.