Fimela.com, Jakarta 'Hi I'm Bana. I'm 7 years old girl in Aleppo. I & my mom want to tell about the bombing here. Thank you,' jadi kalimat yang tertera di bio akun Twitter dengan username @AlabedBana. Ketika melongok ke timeline, potret bocah perempuan yang sedang membaca dengan caption 'good aftrenoon from Aleppo. I'm reading to forget the war' itu langsung menyambut.
Sebagaimana diwartakan nbcnews.com, kicauan Bana dalam Bahasa Inggris yang dibantu ibu dan gurunya telah menyedot perhatian publik. Dalam sebuah kesempatan, Bana terlihat bersama saudara-saudaranya, Mohammed (5) dan Noor (3) dengan pesan 'menggambar bersama saudaraku sebelum pesawat datang. Kami butuh kedamaian untuk menggambar'.
Hello world we are still alive. Wake up this morning alive. - Fatemah #Aleppo pic.twitter.com/EZz7xqbJ6E
— Bana Alabed (@AlabedBana) October 3, 2016
My brother Mohamed is crying now. bombs fall, I better die to let him die. - Bana #Aleppo pic.twitter.com/RRX64FZXds
— Bana Alabed (@AlabedBana) October 3, 2016
Advertisement
BACA JUGA
Dalam kicauan lain berupa video, ketiganya tengah berada di tempat tidur. "Kami akan hidup selamanya bersama," ucap Bana sebelum tertawa dan memeluk saudara-saudaranya. Namun kali berbeda, Bana memperlihatkan tempat bermainnya yang kini sudah tak berbentuk.
Berdasarkan laporan BBC, banyak orang yang mempertanyakan kemampuan Bahasa Inggris bocah berusia 7 tahun tersebut. Ayah Bana merupakan pengacara yang bekerja di kantor legal setempat. Sedangkan sang ibu, Fatemah, telah belajar Bahasa Inggris selama tiga tahun di institut bahasa, juga mempelajari hukum di universitas.
This is our bombed garden. I use to play on it, now nowhere to play. - Bana #Aleppo pic.twitter.com/drWnwflSOE
— Bana Alabed (@AlabedBana) October 4, 2016
Ketika dituduh berbohong oleh sejumlah pihak, ia dengan tegas menolak. Fatemah mengaku, seperti dimuat BBC, telah mengajari Bana Bahasa Inggris sejak sang putri berusia 4 tahun. "Semua kata keluar dari hati dan benar adanya," ucapnya.
Berdasarkan laporan BBC, selama konflik panjang melanda, Aleppo telah terbagi menjadi dua. Keseharian di sana jadi sarat akan perjuangan untuk tetap hidup, terjebak di antara perang pemberontak dan pemerintah. Baik tentara Suriah maupun Rusia, keduanya telah meledakkan bom secara konstan di timur Aleppo selama beberapa minggu belakangan.