Fimela.com, Jakarta Area kewanitaan memang rawan lembab. Tidak seperti organ vital pria, vagina memiliki banyak lipatan dan letaknya yang berada di dalam membuatmu sulit untuk menjaga kelembaban normal dan kesehatannya. Untuk itu, kamu harus ekstra hati-hati dalam segala hal.
BACA JUGA
Advertisement
Mulai dari makanan yang kamu masukkan ke dalam tubuh, bahan pakaian dalam yang harus kamu pilih, hingga cara membersihkannya. Salah sedikit saja, pH bisa saja terganggu dan berubah. Sementara, sulit rasanya untuk mengukur keseimbangan pH di rumah. Kalau pH-nya terganggu, bisa saja vagina menjadi gatal. Tapi, tak peduli seberapa gatalnya area tersebut, jangan pernah menggaruknya!
1. Mungkin saja gatal karena ada jamur yang tumbuh. Tapi, jangan panik. Pertama, kamu memang harus periksa ke dokter. Setelah diberikan obat, jaga kelembaban area kewanitaanmu dengan menggunakan pakaian dalam berbahan katun. Jangan gunakan celana yang terlalu ketat setiap hari.
2. Kamu mungkin kerap dinasihati orangtua untuk mencuci area kewanitaanmu secara rutin menggunakan air rebusan daun sirih. Tapi, jangan terlalu sering. Cukup satu bulan sekali saja. Karena, kalau terlalu sering, bakteri baik yang menghalangi semua musuh vagina juga akan terbunuh. Justru ini lebih bahaya karena bakteri jahat dan virus juga bisa bisa masuk dengan mudah.
3. Dilansir dari Women's Health, ada beberapa penyebab daerah kewanitaan gatal. Salah satunya infeksi bakteri atau jamur. Ada juga yang disebabkan alergi terhadap suatu produk. Nah kalau ini, kemungkinan bisa saja mengakibatkan iritasi kulit. Mungkin dari pada ke dokter kandungan, lebih baik kamu berkonsultasi dengan dokter kulit dan kelamin.
4. Jangan panik, tapi juga memungkinkan gatalnya vagina lantaran penyakit kelamin yang menular, atau sering disebut dengan STDs. Kalau kamu mencurigai tanda-tandanya, jangan dulu panik. Pergilah ke dokter dan konsultasikan hal ini dengannya.