Fimela.com, Jakarta Ada banyak hal yang terlewat dari ingatan dan pengetahuan akan sejarah, seperti tentang G30S PKI. Untuk menolak lupa akan momen penting yang sangat memengaruhi masa kini dan masa depan, kamu mungkin harus 'kembali' ke masa lalu. Ada banyak cara untuk kembali mengingat. Salah satunya dengan membaca.
BACA JUGA
Advertisement
Ada begitu banyak buku-buku yang mengisahkan G30S PKI. Tapi tidak semua orang tertarik untuk membaca ulasan-ulasan yang begitu serius. Untungnya, ada banyak novel yang berkisah dengan latar belakang G30S PKI. Sekali lagi, untuk menolak lupa akan sejarah yang sangat penting ini, berikut beberapa novel sejarah yang bisa kamu baca, menurut ulasan di Liputan6.
Ronggeng Dukuh Paruk. Berkisah tentang cinta antara Srintil, seorang penari Ronggeng dan Rasus, seorang tentara. Mereka berdua merupakan teman masa kecil. Berlatar belakang desa Dukuh Paruk yang kecil dan miskin, tahun 1960-an.
Pulang. Mahakarya Leila S. Choudori ini lahir akibat pemberontakan PKI. Latar belakang waktu cerita sekitar 1965 dan berpuncak pada masa reformasi.
Amba. Kisah Amba dan Bhisma bercampur aduk dengan kisah pewayangan dengan tokoh Amba dan Bhisma. Berlatar belakang tahun 1965, dua sejoli yang saling mencintai harus terpisah lantaran Bhisma 'dibopong' ke pulau Buru, sebagai tahanan. Kisah cinta yang bergelut dengan politik dan sejarah karya Laksmi Pamuntjak ini mendunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Cantik Itu Luka. Selain bercerita seputar pemberontakan 1965, novel ini wajib kamu baca karena telah meraih beberapa penghargaan. Novel ini ditulis Eka Kurniawan.
Gadis Kretek. Novel karya Ratih Kumala ini mulanya mengenai pabrik rokok kretek. Tapi lantas merembet ke kisah G30S PKI tahun 1965.