Fimela.com, Jakarta Ide bisnis kadang muncul tanpa diduga. Kadang berasal dari ide bisnis orang lain yang akhirnya berubah jadi inspirasi. Kadang, justru muncul tanpa diduga dari sebuah hobi. Seperti yang dialami Dini Utami Putri, pemilik Sushi Rakyat yang kini sukses dengan sushinya dengan harga yang terjangkau.
BACA JUGA
Advertisement
Seperti pengusaha muda kebanyakan, Dini mengawali kariernya di sebuah perusahaan usai lulus kuliah. Namun, setelah dua tahun bekerja, Dini memutuskan untuk resign. Berniat untuk bekerja di perusahaan lain, Dini ternyata belum juga mendapatkan panggilan dan pekerjaan baru.
Sempat bingung tak tahu harus melakukan apa, Dini kemudian mengisi waktu luangnya dengan mencoba-coba buat sushi di rumah. Tak disangka, sushi buatannya ternyata disukai banyak orang. Bisnisnya yang dimulai tahun 2011 itu akhirnya terus berkembang dan kini menjadi cukup terkenal.
Siapa sangka, Sushi Rakyat yang sudah dikenal banyak kaula muda dan pecinta makanan asal Jepang ini lahir justru dari sekadar iseng-iseng? Dini menceritakan kisah perjalanannya saat mulai merintis bisnis ini, lima tahun lalu.
Tak memiliki pengetahuan bisnis, Dini mengaku hanya bermodal tekad yang kuat untuk menjalani bisnis ini. “Saya tidak punya background bisnis. Sebelumnya juga belum pernah membuat sushi. Saya akhirnya belajar secara otodidak. Jujur, saya mencari referensi dan juga belajar dari YouTube, bagaimana cara membuat sushi. Soal pilihan nama pun saya yang memikirkannya,” kata Dini kepada Karla Farhana, dari Bintang.com.
Dini pun menceritakan suka dan duka, serta bagaimana dia merintis usaha yang sudah berjalan selama lima tahun ini. Berikut kutipan wawancara dengan Dini Utami, pemilik Sushi Rakyat.
Advertisement
Hobi yang Berbuah Rezeki
Apakah sejak awal bekerja sudah berpikir untuk menjadi pengusaha muda?
Belum. Dulu, setelah saya lulus kuliah, saya sempat bekerja di sebuah perusahaan media selama dua tahun. Setelah dua tahun itu, saya memilih untuk resign. Begitu keluar dari pekerjaan tersebut, saya sebenarnya sudah melamar kerja di beberapa perusahaan lain. Tapi, belum juga dapat rezekinya. Akhirnya saya bingung, mau melakukan apa sambil menunggu telepon dari perusahaan.
Bagaimana proses munculnya ide membuat Sushi Rakyat?
Jadi, waktu itu, sambil menunggu panggilan dari perusahaan yang saya lamar, saya sebenarnya iseng untuk membuat sushi. Semua awalnya bermula dari hobi. Saya sangat suka makan sushi. Akhirnya, saya coba untuk membuat sushi sendiri di rumah.
Apakah saat itu sudah terpikir hobi ini bakal jadi peluang bisnis?
Belum. Waktu itu saya masih coba-coba, hanya sekadar membuat karena saya hobi makan sushi. Saya sama sekali belum terpikir untuk menjadikannya bisnis seperti sekarang. Nah, saat coba-coba membuat sushi untuk diri sendiri itu, saya sempat menawarkan kepada kakak saya. Ternyata, rasanya enak, dia bilang.
Siapa yang mengusulkan untuk menjadikannya bisnis?
Waktu kakak saya mencoba pertama kali sushi buatan saya, dia langsung bilang enak. Kakak saya punya ide, bagaimana kalau jualan sushi? Jadi, sebenarnya ide bisnis ini dari kakak saya.
Apa kendala membangun bisnis ini?
Wah, awalnya saya bingung. Ide kakak saya itu bagus. Tapi saya bingung bagaimana cara memulai bisnisnya. Saya sama sekali tidak punya latar belakang bisnis. Pengalaman pun tidak punya. Modal pun tidak ada. Cuma ada modal tekad.
Waktu itu sempat terlintas di pikiran untuk membuka resto sushi. Tapi modalnya kan besar, ya. Akhirnya, saya terpikir untuk menjualnya secara online. Saat itu, saya masih ingat, Oktober 2011. Jualan secara online memang sudah ada. Tapi belum lumrah seperti sekarang. Waktu itu saya bingung banget. Tapi dengan modal nekad, akhirnya saya mulai untuk menjajakannya secara online.
Berapa modal awal saat membuka usaha ini?
Waktu itu saya punya modal Rp1,3 juta. Modal pertama itu saya kumpulkan dari sisa gaji saya saat bekerja di perusahaan dahulu. Digabungkan dengan pinjaman dari Mama. Modal awal itu saya gunakan untuk membeli bahan baku. Kompor, panci, sudah punya sendiri.
Berapa banyak sushi pada saat produksi pertama?
Awalnya, dengan modal yang sedikit itu, saya buat 50 sushi. Semuanya saya yang mengerjakan. Belanja, pproduksi, sampai antar ke rumah pemesan. Dulu, yang pesan lokasinya masih dekat dari rumah. Seperti kawasan Cileduk.
Apa kendala lain yang membuat perjuangan menjadi seorang pengusaha muda jadi lebih berat?
Ada banyak. Tapi, saya masih ingat. Waktu awal-awal masih merintis, saya kan belum punya karyawan. Saya juga yang mengerjakan semua hal. Mulai dari belanja, sampai pengantaran. Nah, akhirnya, saya dapat pesanan dari klien yang tinggalnya di kawasan Sudirman. Sedangkan saya tinggal di kawasan Tanggerang. Saya mulai bingung. Saya tidak tahu jalan di Jakarta dengan baik.
Akhirnya, ada om saya yang membantu untuk mengantar pesanan sushi ke daerah yang jauh-jauh. Om saya bilang, “yaudah, Om bantuin, deh, bagian pengiriman.” Sampai sekarang om saya masih ikut membantu, kok.
Perlahan Namun Pasti, Bisnis Sushi Rakyat pun Kian Berkembang
Sudah 5 tahun berjalan, sudah ada berapa karyawan?
Lima tahun merupakan perjalanan yang cukup lama. Tapi saya bersyukur, sekarang sudah punya 7 karyawan di bagian pengiriman. Bagian produksi juga ada 7. Sementara bagian admin ada 3 karyawan.
Pernahkah mengalami sepi pelanggan?
Pernah. Dulu sempat cuma dapat 1 pesanan dalam satu hari. Padahal, saat itu, sudah punya dua karyawan di bagian pengantaran. Pernah juga cuma ada 13, bahkan 5 pesanan. Ya, pastinya bingung, ya. Tapi mau bagaimana lagi.
Mungkin saat itu karena masih baru juga. Lagi pula, sistem pemesanan kami juga berbeda. Orang harus pesan minimal 1 hari sebelum pengantaran. Mungkin ini juga yang saat itu menjadi alasan sepi pelanggan. Tapi, sekarang dengan teknologi yang sudah lebih maju, marketingnya lebih jalan dan pemesanan setiap hari juga sudah lebih lancar.
Bagaimana caranya memasarkan Sushi Rakyat?
Waktu tahun 2011, saya belum menggunakan media sosial untuk pemasaran. Saya masih menawarkan produk dari teman ke teman. Saya menawarkan teman-teman terdekat. Termasuk teman-teman yang bekerja di tempat kerja saya yang dulu.
Tapi terus saya berpikir, kalau mereka terus yang saya tawari, mereka juga bakalan bosan. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk menawarkan kepada orang lain yang belum saya kenal. Lewat BBM waktu itu. Nah, seiring berjalannya waktu, saya akhirnya menggunakan media sosial seperti Instagram.
Ada berapa varian rasa Sushi?
Dulu, saya cuma bikin 5 varian. Seiring berjalannya waktu, akhirnya variannya bertambah. Sekarang ada 25 varian yang satuan. Sedangkan paket, ada 10.
Bagaimana belajar membuat sushi?
Jadi, sushi produk kami itu memang disesuaikan dengan cita rasa Indonesia. Nama-namanya juga saya yang pikir sendiri. Menu-menunya juga saya yang pikirkan sendiri. Kadang, para customer juga yang mendorong saya untuk membuat varian menu baru. Bahkan, ketika sudah ada 25 varian rasa pun mereka masih menanyakan varian yang baru. Kadang bingung juga, sih, karena 25 varian itu sudah cukup banyak menurut saya.
Apa Target Sushi Rakyat di masa yang akan mendatang?
Untuk jangka waktu dekat, kami sedang konsentrasi untuk membuat rumah produksi di daerah Bogor dan juga Depok. Rencananya juga ingin buka outlet. Mungkin kami akan memulai di Bogor dan juga Depok. Karena, customer kami banyak yang tinggal di sana.
Kisah Dini dan Sushi Rakyat mungkin bisa menginspirasi banyak anak muda. Ide bisnis bukan hanya berasa dari pemikiran sendiri, atau pun ide yang sudah ada dari usaha milik orang lain. Tapi, juga bisa berasa dari sebuah hobi. Dini Utami kini fokus dengan usahanya dan berencana akan 'melebarkan sayap' di daerah Bogor dan juga Depok, Jawa Barat. Pasalnya, banyak pelanggan yang tinggal di kedua daerah itu.