Fimela.com, Jakarta Temuan sianida 0,2 mg per liter di lambung Mirna menjadi perdebatan. Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, merasa janggal. Apalagi dalam barang bukti pemeriksaan pertama pada jasad Mirna tidak ditemukan kandungan sianida.
BACA JUGA
Advertisement
Kandungan sianida baru ditemukan pada sampel lambung Mirna saat pemeriksaan ulang tiga hari setelah Mirna Wafat. Sementara bagian tubuh lain yang ikut diperiksa, seperti cairan empedu, hati, dan urine, negatif mengandung sianida.
Di ruang sidang yang digelar Rabu (14/9/2016) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Otto mencoba membeberkan fakta temuan polisi sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dia mengatakan apa saja yang telah dikonsumsi Wayan Mirna Salihin sebelum datang ke Kafe Olivier.
"Jadi, berdasarkan BAP, disebutkan Mirna paginya hanya makan apel, lalu siang minum Es coklat di Starbucks Coffee, baru pulang ke rumah dan bersama suaminya diantar ke Kafe Olivier, baru minum kopi," kata Otto.
Otto kemudian melemparkan pertanyaan kepada pakar toksikologi kimia Dr. rer. Nat. Budiawan yang kala itu menjadi saksi, apakah ada kemungkinan sianida yang terdapat pada apel menjadi penyebab ditemukannya kandungan sianida seberat 0,2 mg.
"Kalau faktanya seperti itu, ada kemungkinan natrium masuk ke dalam tubuh korban. Apa yang dimakan atau diminum pasti memengaruhi kandungan bahan kimia di dalam tubuh," tutur Budiawan.
Budiawan juga mengatakan kemungkinan temuan 0,2 mg perliter sianida di lambung Mirna akibat proses pengawetan dengan formalin. Pernyataan Budiawan diperkuat saksi ahli patologi anatomi dan forensik Gatot Susilo Lawrence.
"Banyak bakteri post-mortem (pasca-kematian) yang dapat menghasilkan sianida. Kalau 0,2 miligram, this is too small," kata Gatot. Selain itu, Otto juga janggal dengan temuan 7400 mg perliter sianida pada kopi bekas minum Mirna. Ia menilai barang bukti yang diajukan JPU tidak valid.
Saat itu, Budiawan mengatakan sianida dengan jumlah tersebut termasuk besar dan berpotensi mematikan, meski hanya dengan menghirupnya saja. “Itu dalam jumlah besar yang akan menimbulkan bau dan baunya itu bisa menyebabkan kematian,” ucapnya.