Fimela.com, Jakarta Usia Valentino Rossi memang tidak lagi muda dan ia tercatat sebagai pembalap paling tua yang masih aktif di lintasan Moto GP saat ini.
BACA JUGA
Advertisement
Meski demikian, Rossi yang lekat dengan nomor 46, masih terlihat sangat menikmati balapan. Ambisinya untuk meraih gelar juara pun masih menggelora lewat Yamaha YZR-MI yang ditungganginya.
Performa pembalap asal Italia kelahiran Urbino, Italia, 16 Februari 1979 ini masih ciamik di lintasan, hampir sama saat dirinya masih di bawah usia 30 tahun. Konsistensi dalam memacu kecepatan motor dan stamina yang dimilikinya, tak kalah saing dengan pembalap-pembalap muda lainnya.
Bagi saya, Rossi adalah seorang entertainer yang selalu bisa memberikan tontonan menarik dan membuat bangga Rossifummi dengan manuvernya dalam mengalahkan pembalap lainnya. Ketika berhasil meraih kemenangan pun, Rossi tak lupa berbagi kesenangan dengan selebrasi unik yang menarik perhatian.
Dengan pengalaman, talenta dan kecerdasan yang dimilikinya dalam memacu si kuda besi, rasanya berharap agar Rossi tak pernah pensiun dari laga MotoGP. Sehingga saya pun bisa terus menikmati sajian Moto GP dengan terus mendukung Rossi di setiap laga, meski hanya menonton dari layar tv.
Performa Rossi memang sempat menurun pada tahun 2011-2012 saat ia bergabung dengan tim Ducati. Namun saat ia kembali bergabung dengan Yamaha pada 2013, Rossi kembali bangkit. Meski belum kembali meraih gelar juara, Rossi yang sudah tak lagi muda, kembali pada penampilan terbaiknya. Ia beberapa kali mengejutkan pembalap-pembalap muda lainnya sampai meraih runner up pada Moto GP 2014 dan 2015.
Rossi saat ini sangat berambisi menggenapkan gelar juara dunia yang telah diraihnya. Total pembalap eksentrik ini membukukan 9 gelar juara dunia, sekali di kelas 125cc pada tahun 1997, sekali di kelas 250cc (1999), dan tujuh kali juara dunia di kelas puncak 500cc/MotoGP (2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008 dan 2009)
Advertisement
Peluang Rossi Menambah Gelar Juara Dunia
Kesempatan Valentino Rossi menambah koleksi gelar juara dunia balap motor di kelas utama, masih terbuka lebar. Rossi masih ikut berkompetisi di Moto GP hingga akhir musim 2018, setelah resmi memperpanjang kontraknya dengan Yamaha.
Meski usianya tak lagi muda, tidak menutup kemungkinan bagi pria 37 tahun yang kerap disapa The Doctor ini, bisa menyamai atau mungkin melebihi catatan gelar juara dunia yang dimiliki Giacomo Agostini untuk kelas utama.
Agostini tercatat meraih delapan gelar juara dunia di kelas utama dengan mengumpulkan 122 kemenangan yang hingga kini belum mampu terpecahkan.
Sedangkan Rossi baru mendapat tujuh gelar juara dunia di kelas utama dan mengumpulkan 114 kemenangan setelah berhasil finis di posisi pertama pada GP Catalunya, 4 Juni 2016 lalu.
Peluang Rossi menyamai Agostini, sejatinya nyaris diraihnya pada musim MotoGP 2015, andai saja dirinya tidak terlibat insiden dengan Marc Marquez di seri GP Sepang.
Akibatnya Rossi yang sudah berada di puncak klasemen sementara dengan perolehan 312 poin, terpaut selisih 8 poin dengan Jorge Lorenzo, harus memulai start dari posisi paling belakang sebagai hukuman dan puas finis di posisi empat dalam seri terakhir di GP Spanyol. Gelar juara dunia MotoGP 2015 pun diraih Lorenzo yang saat itu finis di urutan pertama.
Kekalahan yang menyakitkan itu, diharap Rossi bisa terobati dengan menjadi juara dunia pada musim Moto GP 2016 ini.
Tapi sayang, harapannya itu banyak menemukan banyak hambatan. Hingga 12 seri berjalan, Rossi baru enam kali naik podium. Dua kali untuk podium 1 di GP Spanyol dan Catalunya, tiga kali untuk podium 2 di GP Argentina, Prancis, Rep. Ceko, dan 1 kali untuk podium 3 di GP Inggris.
Mirisnya, ia sudah tiga kali mengalami gagal finis yang membuat perolehan nilainya kurang memuaskan. Kini, Rossi yang berada di urutan kedua klasemen dengan perolehan sementara 160 poin, harus berjuang keras memperpendek jarak 50 poin dari Marquez yang berada di puncak klasemen dengan perolehan 210 poin.
Agak berat memang, tapi apapun bisa terjadi dalam sebuah lintasan. Apalagi sejarah mencatat, ada pembalap yang mampu memenangkan gelar juara dunia setelah tiga kali gagal finis, yakni legenda balap 500cc tahun 90’an, Mick Doohan.
Setidaknya, untuk memperbesar peluang meraih juara dunia pada musim Moto GP2016, Rossi harus terus masuk podium dan berharap Marquez gagal finis paling sedikit dua seri pada enam seri yang tersisa. Kalaupun tidak berhasil meraih juara musim 2016, Rossi harus belajar dari pengalaman untuk dua musim tersisa.
Dadan Eka Permana
Editor Lifestyle Bintang.com