Fimela.com, Jakarta Sebasitian DeLeon, satu dari segelintir pasien yang sanggup membuat para dokter di Florida, Amerika Serikat terpukau. Pasalnya, bocah yang berusia 16 tahun ini mampu bertahan hidup usai didiagnosa terjangkit Naegleria Fowleri atau yang kerap dikenal dengan amoeba pemakan otak.
BACA JUGA
Advertisement
Dilansir dari Washington Post, Sebastian sedang berlibur ke Orlando bersama keluarganya. Namun tiba-tiba dia sakit kepala sebelah. Namun sakitnya ini berbeda dengan migrain biasa. Sakitnya bukan kepalang. Bahan, dia tak sanggup disentuh orang lain.
Kedua orangtua Sebastian lantas membawanya ke rumah sakit. Mereka memilih Florida Hospital for Children. Pada awalnya, gejala yang terlihat pada bocah ini terlihat seperti meningitis; mual, sensitif terhadap cahaya, dan juga sakit kepala yang luar biasa hebatnya. Tapi, leher Sebastian tidak kaku. Sementara orang tang terjangkit meningitis memiliki tanda ini.
Daily Mail menulis, hanya ada satu obat yang dapat diberikan kepada Sebastian. Itu pun masih dalam masa percobaan. Obat tersebut hanya dibuat oleh salah satu perusahaan di Orlando. Akhirnya, obat tersebut tiba di rumah sakit 12 menit setelah diagnosa keluar. Dokter yang menangani Sebastian memberikan tabung pernapasan dan membuatnya koma menggunakan zat kimia untuk beberapa hari.
Selama Sebastian belum tersadar dari komanya, para dokter mengambil cairan dari tubuhnya untuk diperiksa. Dan tiba-tiba, para dokter dan kedua orangtuanya menangis terharu. Pasalnya, hasil tes menyatakan negatif. Obat tersebut ternyata bekerja dengan baik. Usai hasil terakhir keluar, dokter melepas tabung pernapasan dan Sebastian pun kembali tersadar.
Sebastian ternyata satu di antara 4 orang yang selamat dari amoeba yang menggerogoti otak dalam 50 tahun terakhir. Daily Mail menulis, ternyata Sebastian mendapatkan penyakit ini pada saat berenang di sebuah pantai privat di Orlando, pada 7 Agustus lalu, yang masuk dari hindung.