Fimela.com, Jakarta Rendam ratusan kendaraan, banjir melanda kawasan Kemang, Jakarta Selatan, sejak Sabtu (27/8) malam. Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, solusi untuk mengatasi banjir adalah normalisasi sungai dengan menertibkan bangunan di tepi Kali Krukut.
Namun demikian, kata Ahok, hal itu tak bisa dilakukan lantaran pemilik bangunan memiliki sertifikat tanah resmi sampai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Selain itu, sebagaimana diwartakan Liputan6.com, pengembang atau pengusaha pemilik bangunan pun enggan menjual lahannya kepada Pemprov DKI. Karenanya, mantan Bupati Belitung Timur itu meminta pengusaha berempati untuk menjual tanah kepada Pemprov DKI.
Advertisement
BACA JUGA
"Makanya saya bilang pengusaha mesti ada tenggang rasa juga. Kita sudah mau beli tanah Anda dengan harga pasar, ya jual dong ke kami supaya kita bisa bikin waduk," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (29/8), kepada Liputan6.com.
Ahok pun memaparkan soal pengembang yang sempat ingin membangun apartemen di Kemang. Namun karena tahu akan banjir, Jokowi yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI dan ia selaku Wagub tak memberikan izin. Sayangnya, pengusaha itu tak juga ingin menjual tanahnya ke pihak Pemprov DKI.
"Kita sudah mau beli (tanah) dua tahun lalu. Ada orang mau bangun apartemen di Kemang 2 hektare, peruntukannya apa? Bisnis komersial. Itu pun saya dengan Pak Jokowi langsung mencoret, nggak boleh, eh marah-marah dia dan bilang ini kan peruntukan boleh. Kita bilang, ya udah kita beli deh. Dia nggak mau jual," sambung Ahok.
Sebagai upaya pencegahan banjir, berdasarkan laporan Liputan6.com, di Jalan Taman Kemang, tepatnya bekas Hotel Garden yang berbatasan langsung dengan Kali Krukut, tampak dipasang beberapa sak karung pasir. Hal itu merupakan upaya sementara demi mengganti tembok kali yang ambrol kurang lebih selebar 3 meter sebelum dipasang bronjong atau batu kali yang disusun dengan kawat pada jebolan.