Fimela.com, Jakarta Pendudukan dan sengketa Trisakti sempat kisruh. Liputan6 mewartakan Kampus A Trisakti dikuasai orang-orang yang diduga preman bayaran. Mereka bukan hanya menduduki, tapi juga membawa bambu, bensin, dan ban bekas. Maka tak heran, hal ini sempat memicu ketegangan hingga polisi menangkap mereka, pada Rabu (24/8) lalu.
BACA JUGA
Advertisement
Keesokan harinya, Kamis (25/8), para terduga preman itu berhasil ditangkap. Direktur Operasi Yayasan Trisakti Sulistiawaty Toelle mengaku tak tahu menahu soal preman yang menduduki Kampus A. Dia menduga, mungkin mereka dari pihak lain. "Kalau preman itu kami tak tahu, mungkin saja dari pihak lain," katanya kepada Liputan6 pada Kamis (25/8).
Meskipun begitu, dia mengakui memang ada dari pihak Yayasan yang masuk ke Kampus A. Dan, pihaknya memang memerintahkan 60 satpam berseragam untuk masuk dan menggantikan satpam-satpam Kampus A. "Satpam-satpam di sana kan terus melarang kita masuk, makanya kita kirim 60 satpam baru. Sebab, kita dihalang-halangi masuk oleh satpam yang lama," jelasnya.
Hal ini juga dibenarkan rektor yang ditunjuk Yayasan, Edy Suandi Hamid. Dalam pengakuannya, dia mengatakan ikut masuk bersama 60 satpam itu yang memakai seragam berbeda dari Kampus A Trisakti. "Saya masuk kampus itu untuk pertama kalinya Rabu kemarin, dikawal satpam dari pihak yayasan. Sampai di dalam, kita ingin berunding dan berdialog, tapi keadaan tak kondusif," tandasnya.