Fimela.com, Jakarta Isu harga rokok naik mungkin banyak orang pikir tak akan berdampak pada perasaan hati perempuan. Kaum Adam, baik di sekitar tempat tinggal maupun di dunia maya mulai 'kebakaran jenggot.' Mereka mengutarakan kekesalannya lewat cara yang berbeda-beda. Mulai dari marah-marah secara langsung, hingga buat meme yang disebarluaskan lewat media sosial.
BACA JUGA
Advertisement
Melihat mereka yang begitu desperate dengan harga rokok yang bisa mencapai sekitar Rp 50 ribu lebih, bahkan ada yang ratusan ribu, rasa sakitnya mungkin tak akan sampai kepada kaum hawa. Tapi buat mereka yang pasangannya perokok, dan sedang menjalin hubungan yang serius, pelaminan rasanya berjalan semakin jauh dari pelupuk mata.
Cincin kawin yang diidam-idamkan pun mulai pupus dari pengharapan. Sekilas, harga rokok memang tak punya korelasi langsung dengan nasib para perempuan yang ngebet nikah. Tapi coba dipikir kembali, sayang. Kamu adalah perokok. Ini tak pernah menjadi masalah utama dalam hubungan kita. Tapi itu sebelum harga rokok melonjak, membuatmu tambah sulit untuk menabung demi pelaminan, demi disahkannya hubungan kita, dan juga demi mimpi memiliki rumah tangga yang sakinah.
Di dalam uang untuk membeli berbungkus-bungkus rokokmu itu, sayang, sebenarnya ada jatah kebahagiaan kita yang dengan sengaja atau tidak, telah kamu 'bakar' dan menjadikannya abu. Bayangkan, Rp 50 ribu per bungkus! Sementara kamu bisa beli 1-2 bungkus per hari. Dalam satu bulan, kamu menghabiskan sekitar Rp 3 juta!
Uang itu, padahal, jika ditambahkan Rp 2 juta lagi, bisa kita pakai untuk catering buat 100 tamu undangan pernikahan kita. Aku tidak pernah melarangmu apa-apa. Tapi tolong pikirkan masa depan dan mimpi kita berdua yang kamu 'bakar' dan menjadikannya abu-abu rokok. Sayangku kepadamu lebih banyak dari puntung-puntung rokok yang selama ini sudah kamu buang sejak pertama kali mencobanya di masa SMA dulu. Harga rokok naik mungkin pertanda bagimu untuk menjadi lebih dewasa dan memikirkan perasaanku, calon istrimu.