Fimela.com, Jakarta Hidup ini memang penuh dengan masalah. Tapi, bukan masalah yang menjadikanmu jalan di tempat. Rasa takut yang ada dan jika dibiarkan tumbuh dan mengakar justru yang paling bahaya buat setiap orang.
BACA JUGA
Advertisement
Setiap manusia pasti punya ketakutan. Apa lagi, ketika kamu berada di detik-detik kelulusan pada saat kuliah. Ada banyak hal yang kamu pikirkan. Dan, terkait dengan opini orang lain serta ekspektasimu, ketakutan itu bisa menghentikan langkahmu untuk menjadi orang sukses di masa depan. Tapi, itu kalau kamu tak berusaha untuk menepis rasa takut. Agar hal ini tak terjadi, simak beberapa ketakutan yang kerap mengungkung mahasiswa tingkat akhir.
1. Sebelum kamu dinyatakan lulus kamu bahkan punya dua ketakutan dalam dirimu. Takut tidak lulus dan juga tak mendapat pekerjaan. Sebagian mahasiswa sudah menyebarkan CV ke beberapa perusahaan. Di antara mereka bahkan sudah ada yang mendapat panggilan untuk wawancara kerja. Sementara kamu, masih sibuk dengan lulus atau tidaknya.
2. Usai dinyatakan lulus, kamu kini mulai khawatir tak mendapatkan pekerjaan dengan segera. Kalau kamu tak punya pekerjaan, bagaimana kamu bisa mendapatkan uang? Sementara kamu mulai malu dan tak mau lagi meminta uang kepada orangtua.
3. Sebagian orang kerap mengira kamu belum juga lulus kuliah. Pasalnya, setiap hari kerja kamu ada di rumah dan tak ada kegiatan yang berarti. Tapi, ketika kamu bilang sudah lulus, mereka akan bertanya kenapa belum bekerja. Saat inilah kamu mulai bingung dan takut akan gagal. Kamu punya ijazah, tapi jadi pengangguran untuk waktu yang belum bisa kamu tentukan.
4. Ketika kamu akhirnya mendapatkan pekerjaan, kamu merasa sedikit lega. Tapi, ada rasa khawatir lain yang datang menyerang. Kamu takut akan kehilangan sahabat-sahabatmu di kampus. Pasalnya, dunia kerja sama sekali berbeda dengan duniamu di kampus. Tak ada lagi waktu untuk bersenang-senang dan berkumpul bersama.
5. Kamu lantas mulai jenuh dengan pekerjaan yang menumpuk di kantor. Kamu melihat beberapa temanmu bersenang-senang, bahkan bisa bekerja sambil berpetualang di negeri orang. Rasanya ingin sekali resign. Tapi, uangmu belum cukup untuk bersenang-senang seperti temanmu. Tiba-tiba muncul kembali rasa takut yang begitu pekat. Kamu takut tak bisa bersyukur dan menikmati kehidupanmu sendiri. Bahkan ini lebih menyeramkan dari ketakutan menjadi orang yang gagal.