Fimela.com, Jakarta Kisah hidup Arsilan tentulah bukan cerita yang baru, sebelumnya Liputan6.com juga sempat mengulas kehidupan Arsilan, tukang kebun Bung Karno yang kini jadi pemulung. Tulisan yang diangkat oleh Liputan6.com yang berjudul ‘Tukang Kebun Bung Karno Kini Jadi Pemulung’ tersebut tayang pada 10 November 2015 lalu.
BACA JUGA
Advertisement
Namun tak ada salahnya jika sekarang kita memuat kembali kisah hidup Arsilan yang mungkin saja belum pernah kamu dengar atau baca. Saat diwawancara oleh Liputan6.com tahun lalu, Arsilan sudah berumur 92 tahun, ya dari usianya kita tahu bahwa ia sudah melalui banyak pengalaman hidup.
Saat itu Arsilan tengah menghadiri perayaan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Arsilan memang berstatus veteran, namun ia bukanlah anggota pasukan khusus. Arsilan hanyalah seorang laskar pejuang tanpa pangkat.
"Saya berjuang lillahi ta'ala untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," jelas Arsilan kepada Liputan6.com. Arsilan sempat bercerita kalau usai pertempuran di Banten, Bung Karno memberinya pekerjaan sebagai tukang kebun.
Dari pekerjaan itulah ia mendapatkan uang untuk kehidupannya sehari-hari. “Saya ditarik sebagai tukang kebunnya Bung Karno. Jadi, saya dikasih uang pribadi oleh keluarga Sukarno,” ujar dia.
Namun, setelah Bung Karno wafat, ia terakhir kali mendapat bantuan keluarga Bung Karno pada 2003. "Terakhir saya dikasih uang pertamanya Rp 5 juta. Terus ada yang patungan, seorangnya kasih Rp 350 ribu,” jelas dia.
Ya, di usia tuanya pria yang mengaku buta huruf ini memang mengalami hidup yang sangat sulit. Setelah tidak lagi bekerja sebagai tukang kebun Bung Karno, Arsilan sempat hidup di bawah pohon dekat Tugu Proklamasi, dan untuk makan sehari-hari ia bekerja menjadi seorang pemulung.