Fimela.com, Jakarta Ada dilema mengenai uang. Satu sisi, setiap orang membutuhkannya untuk hidup. Satu sisi lagi, banyaknya jumlah uang tak pernah mendefinisikan dan menjanjikan kebahagiaan. Masyarakat lantas membentuk kubu-kubu, mana yang percaya uang itu sangat penting, mana yang percaya uang itu bukan segalanya.
BACA JUGA
Advertisement
Ada begitu banyak orang yang menentang kelompok kedua. Dalihnya, tanpa uang siapa pun tak akan bisa makan dan minum. Tanpa keduanya, kehidupan manusia akan terputus. Tapi mungkin ini bukan soal setuju atau tidak. Mungkin lebih kepada saling memahami satu sama lain. Dilansir dari Thought Calatog, ada alasan kenapa orang-orang menganggap uang bukan segalanya. Karena, 6 hal ini tak akan pernah bisa terbeli dengan alat tukar tersebut. Tak peduli berapa banyaknya uang yang kamu miliki.
Kesehatan. Membeli makanan dan memiliki pola hidup yang sehat mungkin membutuhkan banyak uang. Lihat saja, berapa selisih sayuran organik dan non organik. Lihat berapa uang yang harus kamu keluarkan per bulan untuk berlangganan dan menjadi member di pusat kebugaran? Tapi uang yang kamu keluarkan ketika kamu sudah sakit parah bisa 5 bahkan 10 kali lipat lebih besar dari membeli makanan sehat.
Kreativitas. Tak semua orang dikaruniai dengan kecerdasan dan kognisi di atas rata-rata. Kamu mungkin bisa kuliah di kampus yang harga per semesternya puluhan bahkan ratusan juta. Dengan segala sistem dan fasilitas yang sanggup buat siapa pun menganga. Kamu mungkin akan diajarkan banyak hal yang tidak diajarkan kampus lain. Tapi belum tentu kamu bisa lebih kreatif di bandingkan dengan anak yang kuliah di kampus rata-rata.
Senyum. Ketika kamu memiliki jabatan yang tinggi dengan gaji digit, kamu mungkin bakal disapa staf satu gedung. Pintu mobil ada yang membukakan. Makanan ada yang menyiapkan. Semua orang tak berani berwajah muram di depanmu. Tapi sayangnya, semua itu adalah kewajiban semata. Justru, senyum tulus bisa saja kamu dapatkan meski tanpa menunjukkan jabatan dan juga harta warisan.
Sahabat. Tak dapat diragukan lagi, sahabat sejati adalah mereka yang tak pernah melihat latar belakang dan juga berapa jumlah harta yang kamu miliki. Sahabat yang setia tak akan pernah bisa terbeli dengan apa pun.
Rasa syukur. Kamu mungkin tak pernah merasakan bagaimana sulitnya mencari sesuap nasi. Atau bekerja dengan keras dari pagi hingga malam hanya demi membelikan satu stel seragam anaknya. Meski kamu tak memberikan emas batangan dan sejumlah uang, tangis orangtua yang bersyukur mendapatkan seragam sekolah anaknya tak akan pernah bisa kamu beli dengan apa pun.
Kasih sayang. Pernahkah kamu melihat, betapa sebuah keluarga tetap bahagia dengan saling mengasihi, meski tidur beratapkan langit, dan makan hanya beberapa suap dalam sehari? Sementara kamu yang memiliki harta berlimpah tak pernah mendapat perhatian barang semenit pun dari orangtua.