Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak awal tahun 2016 (4 Januari sampai 9 Agustus 2016) kapitalisasi pasar meningkat 29,82 persen dari US$ 344,36 miliar menjadi US$ 447,43 miliar.
Seperti yang dikutip Liputan6, "Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) kita lihat pertumbuhan regional tumbuh Indonesia 29,82 persen sejak awal tahun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Gedung BEI Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Baca Juga
- 6 Wajah Artis Ini tak Lekang di Makan Usia
- Ditangkap Polisi, Kylie Jenner Harus Tebus Tyga 2,6 Miliar
- Semakin Matang, The Overtunes Sedang Siapkan Album Kedua
Pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia mengalahkan Thailand yang tumbuh 28,50 persen, Filipina 17,91 persen, Australia 15,78 persen.
Advertisement
Tak hanya itu, pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia juga mengalahkan negara-negara lain seperti Korea Selatan yang tumbuh 14,10 persen, Malaysia 10,41 persen, Singapura 10,12 persen, India 9,69 persen.
Berkarya!Indonesia merayakan ulangtahun ke-80 Presiden Indonesia ke-3 B.J. Habibie melalui acara Habibie Festival. Festival ini akan digelar mulai 11 sampai 14 Agutus 2016 di Museum Nasional Jakarta.
Para pengunjung Habibie Festival bisa melihat berbagai kontribusi Habibie, dan diharapkan dapat menginspirasi generasi muda. Hal ini sejalan dengan keyakinan Habibie bahwa pembudayaan dan pemahaman teknologi maju, serta tepat guna adalah kunci masa depan bangsa yang lebih cerah.
Habibie Festival menampilkan organisasi-organisasi berbasis sains dan teknologi, yang akan menampilkan berbagai inovasi. Beberapa diantaranya adalah Samsung, Makedonia Makerspace, PT. Dirgantara Indonesia dengan model kokpit pesawat CN-235 dan pendidikan IPTEK oleh DaVinci Educations dari Jerman.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, daging sapi impor segera membanjiri pasar Indonesia dalam waktu dekat.
Ada beberapa negara yang bakal menjadi pemasok daging sapi sehingga harga dalam negeri dapat terkendali dari saat ini yang mencapai lebih dari Rp 100 ribu per kilogram (kg).
"Ya segera masuk daging dari India. Ada dari Meksiko, Argentina, Brasil, Spanyol, kita buka," kata Enggar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/8/2016). Kerja sama impor daging yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara tersebut menggunakan sistem government to government (g to g).
Banyak negara yang menjadi pemasok daging impor tersebut untuk menghindari monopoli. "Diversifikasi sumber. Kalau satu sumber saja itu monopoli. Ya pasti dengan demikian ada keseimbangan harga," lanjut dia.