Fimela.com, Jakarta Bukannya menampilkan nama Palestina, Google Maps malah membuat plot baru Israel di wilayah yang diklaim sebagian orang sebagai teritori salah satu negara Timur Tengah tersebut. Berdasarkan laporan inquisitr.com, 'fenomena' itu disadari publik pada Senin (25/7) dan segera saja mendatangkan sejumlah protes keras, termasuk dari Forum Jurnalis Palestina.
"Ini adalah bagian dari skema Israel untuk mendapatkan wilayah legal dan menghapuskan Palestina untuk selamanya. Pergerakan ini juga didesain untuk memalsukan sejarah, serta geografi yang berkenaan dengan hak orang Palestina untuk menempati tanah airnya dan percobaan yang gagal untuk melunakkan memori orang Palestina, Arab, juga dunia," tulis forum tersebut, seperti dimuat Business Recorder.
Advertisement
BACA JUGA
Protes yang dilayangkan tak sampai di situ. Di Charge.org terdapat petisi yang dialamatkan untuk Google, di mana sekitar 150.000 menuntut agar Palestina dikembalikan ke sang atlas digital. "Penghilangan Palestina merupakan penghinaan besar bagi warganya dan mengacaukan usaha dari jutaan orang, termasuk mereka yang berkampanye untuk independensi dan kebebasan Palestina dari Israel. Ini adalah isu penting, mengingat Google Maps sekarang merupakan acuan banyak pihak, di antaranya jurnalis, pelajar, dan berbagai pihak yang melakukan penelitian akan situasi Palestina-Israel."
Ketika ditanya soal praktisi pemetaan ini oleh Quartz, sebagaimana dimuat inquisitr.com, salah satu juru bicara Google mengatakan, perusahaan selalu mencari penyebab dari kontroversi kecil semaksimal mungkin dengan pilihan perbatasan. "Google Maps berusaha untuk menggambarkan daerah sengketa secara objektif, di mana kami punya versi lokal, kami mengikuti regulasi lokal untuk penamaan dan perbatasan," ujarnya.
Berdasarkan laporan inquisitr.com, Google Maps akan menghadapi situasi rumit soal keobjektifan menghapuskan Palestina dari peta. Pasalnya dari 193 anggota United Nations, 136, yakni 71 persen, di antaranya mengenali wilayah Palestina. Namun hingga kini, belum diadakan pertemuan resmi demi membahas hilangnya Palestina dari peta dunia dalam rupa digital tersebut.