Fimela.com, Jakarta Saat tak ada hujan dan tak ada angin kamu datang dengan wajah yang tak bersahabat sambil mengatakan,"Kayaknya hubungan kita nggak bisa dilanjutin lagi. Kita putus aja ya." Mau tahu apa yang aku rasakan ketika kamu mengatakan itu? Rasanya seperti tiba-tiba di siang hari yang cerah aku mendengar suara petir menggelegar yang tentu saja mengejutkanku.
BACA JUGA
Advertisement
Saat itu aku hanya bisa diam sambil melihatmu berlalu meninggalkanku. Setelah itu, aku hanya bisa mengurung diri di dalam kamar, sambil mencoba untuk menerima semua yang telah terjadi. Ya, tak mudah menerima semua kenyataan ini, saat itu aku berpikir bahwa kamu adalah orang yang paling jahat di dunia ini.
Sesaat aku menyesal telah mengenalmu dan begitu sangat mencintaimu. Meskipun cinta kita belum lama, namun aku sempat menaruh harapan padamu, bagiku kamulah yang terakhir. Tapi, sekarang aku sadar, luka yang kamu buat nyatanya menyelamatkanku dari hidup yang lebih menyakitkan lagi.
Terima kasih karena luka yang kamu beri ternyata membuatku semakin dewasa. Gara-gara sakit yang kamu beri, kini aku tidak lagi cengeng. Seberapapun susahnya jalan yang harus kutempuh, aku bisa melaluinya dan tentunya rasanya lebih ringan karena aku pernah merasakan hal yang sangat berat dan sulit kuterima sebelumnya.
Terima kasih karena keputusanmu untuk meninggalkanku menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kehidupanku. Hubunganku denganmu yang gagal memang sangat menyakitkan, tapi dari situ aku tahu bahwa ada hal lain yang lebih berharga dari kehidupan ini. Gara-gara kamu kini mataku terbuka, buat apa menangisi orang yang diam-diam malah menaruh luka di dalam diri ini.