Fimela.com, Jakarta Soal kerusuhan di kota Tanjung Balai, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian telah melakukan tinjauan langsung ke lokasi kejadian, di mana terjadi perusakan rumah ibadah oleh sejumlah warga. Berdasarkan laporan Liputan6.com, Tito mengatakan, kerusuhan itu bisa saja dihindari bila tak ada pihak yang menyebarkan berita bohong di media sosial.
"Masalah utama ini gara-gara media sosial, ada oknum yang menyebarkan berita provokatif dan negatif, hingga membuat warga bereaksi," kata Tito di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (31/7), seperti dimuat Liputan6.com.
Advertisement
BACA JUGA
Tito memaparkan, semula masalah di Tanjungbalai sebenarnya berawal dari cekcok antar tetangga yang merasa tak nyaman dengan adanya pengeras suara di satu tempat ibadah. "Jadi miskomunikasi antar tetangga. Mungkin ada kata-kata yang kurang pas ketika ada pengeras suara dari tempat ibadah dan ada warga yang tidak suka. Dilakukan mediasi damai dibawa ke kelurahan tidak ketemu, lalu dibawa ke Polsek," sambung Tito.
Ketika sedang mediasi di Polsek, kata Tito, mulai lah menyebar berita negatif di media sosial, lalu terjadi perusakan satu rumah ibadah, kendaraan dan tiga rumah. Terkait insiden tersebut, sebagaimana diwartakan Liputan6.com, polisi telah menahan sembilan orang tersangka.
"Tujuh orang itu melakukan perusakan dan dua orang terekam kamera CCTV melakukan kekerasan," ujar Tito, seperti dilansir Liputan6.com. Selepas kerusuhan di Tanjungbalai, Tito mengimbau dengan tegas kepada masyarakat untuk tak sembarangan menyebarkan berita negatif karena hal tersebut akan berurusan dengan hukum.