Fimela.com, Jakarta Ada banyak nasihat mengenai penghematan dan cara mengatur keuangan. Mulai dari cara membagi-bagi uang yang kamu dapatkan setiap bulan, hingga pemilihan investasi yang tepat. Tapi ada satu nasihat yang paling banyak didengar orang; belanja dengan berhemat.
Baca Juga
Nasihat ini memang sangat masuk akal. Kamu tak akan bisa menabung kalau setiap kali berbelanja kamu 'kalap.' Artinya, semua barang kamu beli. Karena itu, muncul nasihat untuk belanja dengan berhemat. Tapi ternyata, ada yang lebih penting dari belanja hemat. Yaitu belanja dengan cerdas.
Banyak orang yang hanya mementingkan harga murah. Akibatnya, setiap kali menemukan barang murah, muncul keinginan untuk membelinya. Hal ini sering kali dirasakan banyak orang saat pergi ke midnight sale atau big sale. Tak masalah memang, selagi kamu tak mengambil jatah pembayaran bulanan dan uang untuk hidup. Namun, akibatnya, kamu justru lebih boros dari yang kamu bayangkan.
Advertisement
1. Karena, kamu membeli barang tidak sesuai dari perencanaan keuangan. Kamu berpikir harga murah itu tak akan menjadi masalah. Ya, karena murah. Padahal, murah tapi beli banyak tetap saja boros.
2. Kamu mementingkan harga murah dibandingkan kualitas. Mereka yang pandai mengelola keuangannya tak akan membeli barang yang murah. Mereka akan membeli barang-barang yang mereka butuhkan, dan juga berkualitas tinggi.
3. Barang berkualitas tinggi memang terlihat sangat mahal. Tapi, ketahanannya sangat lama. Bisa bertahun-tahun. Bandingkan dengan barang murah yang bakal rusak hanya dalam setahun, bahkan beberapa bulan. Kamu terpaksa harus membelinya lagi dalam waktu dekat. Inilah akibatnya kalau kamu hanya mengandalkan sistem 'belanja hemat,' bukan 'belanja cerdas.'