Fimela.com, Jakarta TNI AD menggelar mudik Lebaran bareng di Markas Besar TNI AD (Mabesad), Jakarta Pusat pagi ini. Mudik bareng ini diikuti 800 personel, berikut keluarganya.
Mudik bareng yang disaksikan 1.312 prajurit TNI ini dibagi dua tujuan, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ada empat kota besar yang jadi tujuan mudik kali ini, Yogjakarta, Surabaya, Solo dan Madiun.
Baca Juga
"Jangan lupa berdoa, terkendali dalam perjalanan. Sebelum berangkat semua harus betul-betul siap," imbau Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal M Erwin Syafitri di Lapangan Mabesad, Jakarta Pusat, Jumat (1/7/2016).
Advertisement
Selain itu, kabar baik selanjutnya datang dari sebuah alat pembersih yaitu tisu. Tisu adalah kertas lembut, mudah menyerap, dan mudah dibuang, yang utamanya digunakan untuk wajah.
Tisu biasanya dijual dalam bungkus berbentuk kotak, dan dirancang untuk memfasilitasi pembuangan kotoran dari hidung. Tisu juga memiliki banyak kegunaan lain, misalnya digunakan sebagai lap pembersih.
Tes laboratorium memberikan kepastian apakah pasien terinfeksi bakteri multiresisten, samonela, batuk rejan, atau kolera. Sebuah tes perlu waktu beberapa hari, waktu yang berharga terbuang yang sebetulnya bisa digunakan secepatnya untuk mengobati pasien.
Para ilmuan dari Institut Fraunhofer untuk terapis sel dan imunologi hendak mengubah situasinya. Mereka sedang mengembangkan tes cepat dalam beberapa menit untuk mengenali bibit penyakit berbahaya tanpa laboratorium atau peralatan teknis.
Komisi I DPR telah menyetujui pengajuan anggaran oleh Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI untuk membeli satelit komunikasi militer dari Airbus Defence and Space, dalam program pengadaan senilai 849,3 juta dolar Amerika Serikat. Jika satelit komunikasi militer Indonesia ini beroperasi, semua komunikasi TNI akan dilakukan memakai satelit militer ini.
Laman IHS Janes, edisi Kamis, menyatakan, persetujuan Komisi I DPR itu terjadi pada Senin lalu (27/6). Satelit komunikasi militer Indonesia itu akan beroperasi pada frekuensi L-Band dan ditargetkan meluncur pada 2019 nanti. Spesifikasi dan karakteristik satelit itu juga akan dikembangkan dan menyesuaikan dengan keperluan operator dan institusi Indonesia.
Setelah diluncurkan, satelit komunikasi militer Indonesia itu akan dialokasikan pada koordinat 123 Bujur Timur, sebagaimana jatah penempatan satelit bagi Indonesia oleh Uni Telekomunikasi Internasional. Koordinat itu sebelumnya ditempati satelit Garuda-1 yang dimiliki Asia Cellular Sattellite, yang telah digeser karena sejumlah ketidakberesan sistem.