Fimela.com, Jakarta Bulan Ramadan telah memasuki minggu terakhir. Itu artinya, sebentar lagi waktu akan memasuki bulan Syawal dan umat Muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri. Momen hari raya Lebaran merupakan salah satu momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga besar. Bersilaturahmi dan saling berbincang mengenai kesibukan masing-masing. Apalagi bagi anggota keluarga yang jarang sekali bertemu.
Baca Juga
Nggak cuma membicarakan kesibukan masing-masing, namun, di waktu kumpul keluarga saat lebaran juga merupakan salah satu waktu yang tepat untuk membicarakan 'masa depan'. Hmmm.. Kamu pasti sudah paham, bukan dengan kalimat tersebut? Yap! "Kapan nikah?" Hahahaha. Lontaran pertanyaan tersebut memang sederhana, namun bagi mereka yang belum punya persiapan 'apa-apa' pasti akan cengap-cengap bak ikan jatuh ke tanah. Ups!
Mungkin, maksud mereka baik, yakni agar kamu nggak tenggelam dalam duniamu sendiri. Tapi bagi beberapa orang, pertanyaan itu sungguhlah menyeramkan. Persis kayak diputusin pas lagu sayang-sayangnya. Hmmm atau jangan-jangan, kamu sendiri pernah bertanya hal serupa? Hmmm..
Advertisement
Well, demi terciptanya suasana yang lebih kondusif saat lebaran nanti, nih Bintang.com wakili perasaan kamu yang suka malas ditanya "kapan nikah?" di acara keluarga. Kenapa sih sebaiknya mereka atau kamu sendiri nggak melontarkan pertanyaan tersebut ke orang terdekat. Cekidot!
Menusuk hati para kaum single fighter di muka bumi. Bertanya "kapan nikah?" pada seseorang yang telah memiliki kekasih mungkin masih bisa diatasi dengan jawaban-jawaban menerawang. Nah, kalau kamu bertanya seperti itu ke seorang (maaf) jomblo, gimana? Coba sebelum melontarkan kalimat menyeramkan itu, pastikan yang ditanya sudah punya calon pasangan. At least, biar yang ditanya nggak nyesek-nyesek banget, ye kan? "Pacar aja nggak punya, ditanya lagi kapan nikah... Sakit hati ini, Kak!" ujar jomblo dalam hati.
Nggak lantas membuat yang ditanya bakal segera melangsungkan pernikahan esok hari. Setiap orang memiliki beban hidup dan tanggung jawab masing-masing. Sekalipun kamu adalah orang terdekat dari orang lain, sebut saja saudara atau sahabat, kamu nggak dihalalkan untuk melontarkan pertanyaan tersebut kepada orang lain. Kenapa? Ya, itu tadi, setiap orang punya tanggung jawab dan beban yang membuat mereka untuk tidak memutuskan menikah secepat orang-orang pikir.
Lagi pula, cuma melancarkan serangan pertanyaan semacam "kapan nikah?" nggak lantas membuat yang ditanya akan cepat menikah, bukan? Memotivasi tidak selalu dengan cara seperti ini. Sebab, menikah itu untuk selamanya, so butuh persiapan matang untuk melaksanakannya.
Masih dalam suasana Lebaran, lho. Nggak baik bikin orang galau. Percayalah, nggak semua orang bertenang hati menjawab pertanyaan 'kampret' semacam "kapan nikah?". Mungkin, di luar mereka masih bisa terlihat stay cool, namun, siapa yang tahu di dalam hati mereka galau setengah mati? Hmm.. Semoga nggak lantas bunuh diri. Aamiin.
Diam itu emas. Masih berkaitan dengan poin empat, ketimbang kamu ribet sama urusan masa depan orang lain yang nggak ada ngefek-efeknya sama kamu di suatu hari nanti, lebih baik diam. Ingat, kan sama pepatah "diam itu emas"? Nah! Daripada banyak bertanya, lebih baik bantu doa agar disegerakan oleh Tuhan. Bukan begitu? :)
Biaya sewa gedung dan katering terus meningkat. Keadaan finansial setiap orang tentu berbeda-beda. Pun cara pengeolaannya. Budaya 'membahagiakan' ribuan orang yang belum tentu semua dikenal di negara kita bisa menjadi salah satu faktor mengapa seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk menggelar pernikahan. Bersedia menjadi sponsor?