Fimela.com, Jakarta Senada langit, Chefchaouen berparas biru memesona. Kota kuno yang bertengger di salah satu bukit di Maroko ini dikenal sebagai salah satu atraksi turis paling menarik. Ketika sebagian kawasan di Bumi tampil dengan ragam rupa, Chefchaouen malah mengusung biru secara absah.
Meski bukan satu-satunya kota bernuansa biru di dunia, namun Chefchaouen menawarkan atmosfer berbeda. Dikenal sebagai salah satu destinasi yang ramah bagi traveler muslim, Chefchaouen merupakan bukti langgengnya Islam dan Maroko. Seperti Mesir, negara yang membebaskan visa bagi warga Indonesia ini memang sarat akan Islam di keseharian.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya soal masjid yang bisa ditemukan di seantero kota, nuansa 'negeri seribu satu malam' pun kerap disempurnakan oleh harum daging domba di penjaja makanan pasar, serta warga yang busananya beratribut Islam. Meski jadi dominan, muslim bukan satu-satunya warga Chefchaouen.
Kota yang juga dikenal dengan jalur pendakiannya ini merupakan cerminan tenggang rasa antara pemeluk Islam dan Yahudi. Bangunan di Chefchaouen pun mengadaptasi gaya arsitektur keduanya, begitu pula dengan makanan. Ragam kuliner lokal yang sebagian besar halal ini juga merupakan perpaduan berbagai kawasan dengan sentuhan lokal.
Tersusun atas 'labirin' jalan-jalan sempit, Chefchaouen menyimpan napas Islam, bahkan di tiap bata berselimut biru. Membuatnya jadi satu dari sekian banyak bukti kalau sentuhan Islam tak pernah memudar dari benua hitam.