Fimela.com, Jakarta Megah Paris tak semata bisa didefinisikan lewat Eiffel Tower, Notre Dame, Champs Elysees, atau Sacre Coeur. Berada di salah satu sudut kota yang sarat akan romantisme tersebut, Masjid Agung Paris memberi kesempatan bagi setiap individu untuk melihat Paris dalam sudut pandang berbeda.
Sewarna putih gading dengan julangan menara setinggi 33 meter, masjid ini dibangun untuk menghormati negara-negara Afrika Utara yang membantu Perancis selama Perang Dunia I. Tak heran kalau dekorasi mosaik, ukiran kayu, dan besi tempa Masjid Agung Paris kental nuansa Maroko.
Advertisement
Baca Juga
Di samping ruang salat, salah satu masjid terbesar di Perancis ini juga memiliki kebun di tengah bangunan seperti Istana Alhambra di Granada sana, juga taman Morrish yang rupanya begitu memanjakan mata. Namun, pesona Masjid Agung Paris tak hanya sebatas keelokan arsitektur.
Bangunan dengan ornamen kaligrafi cantik berwarna biru di sejumlah sudut ini jadi saksi bisu akan harmonisasi yang pernah terjalin antara Islam dan Yahudi. Kala itu, yakni pada era Perang Dunia II, Masjid Agung Paris merupakan tempat bersembunyi umat Yahudi dari kejaran Hitler.
Waktu bergulir, namun tak melunturkan memori akan perbuatan yang memperlihatkan toleransi tinggi antar umat tersebut. Tanpa pandang bulu, juga tak repot-repot melihat goresan 'siapa musuh siapa kawan'. Tak hanya tempat ibadah, di sini pengunjung pun bisa beristirahat sambil mencicip sejumlah kuliner di restoran yang ada di kawasan masjid.
a
a
a