Fimela.com, Jakarta Semua orang memiliki masalah masing-masing. Semua orang pun melakukan kesalahan yang berbeda. Tapi, ketika semuanya tak berjalan seperti apa yang kamu inginkan, kadang amarah merambat hingga memuncak.
Baca Juga
Ketika semua orang 'legal' mengatakan maaf dan lantas pergi tanpa menyisakan rasa hangat. Rasanya muak mendengar kata maaf. Dalam sehari kamu mungkin mendengar kata itu lebih dari 10 kali. Dari teman. Dari rekan kerja. Dari orang asing yang berpapasan denganmu di jalan. Bahkan dari dirimu sendiri. Ketika sakit, perih, dan lelah sudah menyelimuti fisik dan pikiran, akankah kamu masih bisa memaafkan?
1. Mungkin kata maaf tak lagi bernilai bagimu. Setiap hari ada ribuan maaf yang terlontar dari mulut setiap orang. Kamu bahkan mengatakan maaf beberapa kali dalam sehari. Baik sadar, maupun tak sadar. Maaf kini hanya sekadar maaf.
Advertisement
2. Tapi ada sesuatu yang tak bisa kamu jelaskan di dada. Ketika kesalahan yang kamu buat mendorong orang terpenting dalam hidupmu pergi jauh. Sekuat apa pun kamu teriakkan maaf, tak akan pernah sampai dan terdengar olehnya. Ternyata, ketulusanmu meminta maaf tak diterima olehnya. Maaf tak tersampaikan hanya akan membawa luka yang lebih dalam.
3. Luka itu akan selalu ada. Betapa pun kamu berusaha untuk mengobatinya, luka itu akan selalu menganga, sebelum dia memaafkanmu dengan tulus.
4. Karena itu, sama halnya ketika kamu tak ingin memaafkan kesalahan orang lain. Termasuk, kesalahan yang kamu lakukan. Kadang, memaafkan orang lain lebih mudah dibandingkan dengan memaafkan diri sendiri.
5. Lagi pula, Tuhan Maha Pemaaaf. Kenapa kamu harus mencari alasan untuk memaafkan orang lain dan dirimu sendiri? Kenapa begitu susah untuk memberikan kesempatan kedua kepada mereka? Jangan sakiti dirimu dengan menolak permintaan maaf dari mereka.