Fimela.com, Jakarta Nama Muhammad Ali dikenal seluruh dunia. Bukan hanya sebagai petarung, tapi juga sebagai tokoh muslim dan atlet besar yang berkulit di Amerika. Ali yang dilahirkan pada 17 Januari 1942 di Kentucky, Amerika Serikat, awalnya memiliki nama berbeda. Dia dilahirkan dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr.
Baca Juga
Hidup sebagai orang kulit hitam tak mudah baginya, saat itu. Dia merasakan perbedaan perlakukan karena warna kulitnya. Ayahnya, Cassius Macellus Clay, Sr merupakan pelukis papan nama dan reklame. Sementara ibunya, Odessa Grady Clay, merupakan pembantu rumah tangga.
Advertisement
Perjuangannya sebagai petinju pun tak mudah. Namun kehidupannya tiba-tiba berubah pada saat dia berusia 22 tahun. Dilansir dari salah satu media nasional, Ali merasa terlahir kembali. Saat itu, dia memang masih 'menggendong' nama Clay Jr. Saat itu, selama tiga tahun, Clay Jr sedang bersiap memperebutkan gelar juara dunia, melawan Sonny Liston. Liston merupakan petinju besar yang juga dikenal jago di atas ring.
Karena hal tersebut, Clay Jr merasa takut dengan tantangan yang akan dihadapinya nanti. Namun, Clay Jr yang saat itu sudah menghadiri banyak pertemuan yang diadakan Nation of Islam (NOI), ingin menumbuhkan semangatnya kembali. Dia lantas berdiskusi dengan salah satu tokoh NOI, Malcolm X dan juga Elijah Muhammad.
Dilansir dari media yang sama, ternyata pada saat itu, tepatnya tahun 1962, Clay Jr mendapat kunjungan dari Malcolm X. Tepat sebelum dia bertanding dengan Liston. Malcolm yang dikabarkan sudah menganggap Clay Jr sebagai adiknya memberikan bimbingan kepadanya. Seperti baru saja disuntik sebuah penguat dan penyemangat, ketakutan Clay Jr terhadap Liston seakan sirna.
Berkatnya, Clay Jr berhasil mengalahkan Liston. Pertandingan tersebut berakhir sebelum bel ronde ketujuh berbunyi. Sebagai bentuk syukur, Clay Jr berdiri di depan jutaan penonton yang bersorak atas kemenangannya. Dia lantas mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia mengumumkan telah berganti nama menjadi Muhammad Ali. Nama ini, ternyata, merupakan pemberian Elijah Muhammad, tokoh NOI sekaligus guru dan penasihat Ali.