Fimela.com, Jakarta Seperti terlahir dari rahim seorang ibu, kamu tak bisa memilih siapa orangtuamu. Kamu juga tak bisa memesan bagaimana karakter mereka saat mendidikmu. Begitu juga dengan bos atau atasan di kantor. Kamu masuk dan bergabung dengan sebuah perusahaan yang sudah memiliki leader. Wajar kalau ada beberapa hal pada dirinya yang tak berkenan di hati.
Baca Juga
Bos yang buruk, kerap menorehkan luka dan bahkan membuat luka lama koyak kembali. Kamu kadang ingin sekali mengutarakan rasa benci dan amarah. Tapi, tenang dulu. Bos yang buruk tak selamanya membuatmu merana. Ada beberapa hal yang bisa kamu ambil hikmahnya dari sang bos yang kerap marah-marah kepada bawahannya.
Kemarahan bos itu memang sanggup menyayat hati. Tapi, dengan begini kamu bisa belajar untuk meredam kemarahan dan tetap bekerja secara profesional.
Advertisement
Terima kasih atas semua penolakan atas ide-ide yang telah kamu lontarkan. Suatu saat nanti, idemu yang cemerlang itu akan didengar orang lain sekaligus diterima.
Kamu mungkin merasa seperti mesin yang terus memproduksi sesuatu. Meskipun lembur dibayar, kamu pasti merasa lelah. Tapi tenang, kamu akan mendapat banyak pelajaran dan pengalaman sebagai bekal di tempat kerja baru yang lebih baik.
Bos memang kerap berganti suasana hati. Ini tandanya, kamu dilatih untuk selalu peduli dan membaca situasi.
Kadang, sikap bos yang sudah keterlaluan bisa bikin kamu tak lagi sanggup menahan diri. Dengan segenap tenaga dan keberanian, kamu akhirnya belajar untuk mengutarakan isi hati kepada atasan.
Mungkin ada tipe bos yang selalu marah-marah dan bersikap kasar. Tapi percayalah, kadang ada benarnya juga perkataan mereka.
Kamu jadi belajar untuk mengambil hati orang lain tanpa harus menyogok dan menjilat. Tapi dengan penjelasan dan kesabaran, kamu justru tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik.