Fimela.com, Jakarta Keindahan Indonesia jangan hanya dinikmati melalui pemandangan alamnya saja. Tetapi juga melalui keanekaragaman budaya dan tradisinya. Banyak sekali keragaman tradisi di Indonesia yang menjadi daya tarik. Salah satu contohnya adalah perlombaan hewan khas masyarakat Indonesia yang ada di beberapa daerah.
Baca Juga
Tak hanya disuguhkan dengan aksi para ‘pembalap’ di arena balap, kamu juga sekalian menggali sejarah berbagai perlombaan tersebut bisa tercipta. Berikut 7 perlombaan khas Indonesia yang perlu kamu ketahui. Yuk ah segera dibaca. Let's go!
1. Balap Sapi. Tradisi perlombaan adu balap sapi yang terkenal di Indonesia adalah di Pulau Madura, Jawa Timur dengan nama karapan sapi. Balapan sapi juga menjadi tradisi di Lombok, Nusa tenggara Barat dengan nama Malean Sapi dan di Padang, Sumatera Barat dengan nama Pacu Jawi.
Advertisement
2. Balap Kerbau. Tradisi perlombaan adu balap kerbau yang terkenal di Indonesia adalah di daerah pesisir pantai Cipatujuh, Tasikmalaya. Balapan kerbau juga menjadi tradisi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Lumajang, Jawa Timur, dan di Jimbrana, Bali. Tradisi balapan kerbau di Bali biasa disebut Makepung.
3. Balap Kambing. Karapan kambing merupakan tradisi asli Kota Probolinggo, Jawa Timur. Tradisi ini lebih-kurang mirip dengan kerapan sapi di Pulau Madura.
4. Balap Babi. Balap Babi menjadi tradisi di Indonesia bagian Timur. Di Lembah Baliem ada festival yang salah satunya menampilkan balap babi. Selain itu di Kecamatan Kelimutu, kabupaten Ende, flores , Nusa tenggara Barat juga sering mengadakan perlombaan balap babi dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
5. Balap Kelinci. Di Madura, jawa Timur tidak hanya terkenal dengan kerapan sapinya. Akan tetapi tradisi balap kelincinya juga.
6. Balap Ayam. Tradisi balap ayam dikenal di Sumatera Barat dengan nama sampo ayam. Hampir sama dengan karapan sapi, sampo ayam dilombakan dengan dua ekor yang terikat berdampingan.
7. Balap Itik. Balap itik ini paling unik di antara adu balap hewan yang lain. Sebab itik ini diterbangkan, melayang dan tidak boleh menyentuh tanah dengan jarak yang sudah ditentukan. Tradisi ini berasal dari Sumatera Barat. Tradisi ini sudah dikenal sejak 1028.