Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anaknya, termasuk ketika memberikan hukuman pada anaknya. Ada orangtua yang lebih suka bersikap tegas dan konsisten, sementara itu ada juga orangtua yang lebih memilih pendekatan yang penuh kasih sayang saat menghukum anak-anak mereka.
Baca Juga
Ya, harus disadari terkadang anak-anak bisa bersikap sangat lucu dan menggemaskan, tapi ada saatnya mereka akan bersikap nakal dan membuat Anda pusing. Saat ia melakukan sebuah kenakalan, bukan hanya memarahi, Anda juga tidak segan untuk memberikannya hukuman. Yang pasti jangan pernah menghukum anak Anda dengan 8 hukuman paling kontroversial seperti dikutip dari Listverse.com berikut ini.
Advertisement
8. Mewajibkan anak-anak untuk mengikuti pendidikan basket. Hukuman ini diterapkan di Amerika Serikat, tepatnya di sebuah lembaga pelayanan anak-anak bernama Carroll Academy. Di sana anak-anak nakal diajarkan untuk hidup penuh kedisiplinan dengan merekrut mereka sebagai tim basket, tidak peduli apakah mereka suka atau tidak. Hanya anak yang memiliki alasan medis yang kuat yang bisa menghindari hukuman tersebut.
7. Hukuman dengan cara memukuli anak. 31 negara telah menolak adanya hukuman berupa pemukulan bagi anak, termasuk beberapa negera seperti Afrika, Selandia Baru, dan Swedia. Namun ternyata, ada beberapa negara yang tidak memiliki undang-undang yang melarang hukuman fisik tersebut, seperti Amerika Serikat. Kasus yang paling berat terjadi ketika William Adams, seorang hakim di Texas sengaja memfilmkan anaknya yang sedang ia pukuli selama delapan menit. Hukuman tersebut ia berikan lantaran sang anak telah menggunakan internet tanpa seizinnya.
6. Menyuruh anak mengenakan baju ‘badut’. Hukuman ini dilakukan oleh seorang ibu di Murray, Utah. Hukuman tersebut diberikan oleh sang ibu lantaran anaknya yang sudah remaja itu ketahuan menertawai seragam yang dikenakan oleh teman sekelasnya. Sang ibu yang ingin mengajarkan anaknya untuk berempati langsung membeli beberapa pakaian dari toko bekas dan meminta anaknya untuk mengenakan pakaian tersebut ke sekolah selama dua hari.
5. Membiarkan anak-anaknya kelaparan. Hukuman kejam tersebut benar-benar dilakukan oleh sepasang suami istri yang berasal dari Smethport, Pennsylvania, bernama Mark dan Susan Hooper. Keduanya melarang anak-anak mereka untuk makan sebelum menyelesaikan PR Matematika. Bahkan kepada polisi, salah seorang anak mengatakan bahwa mereka bahkan harus mengemis ke tetangga untuk mendapatkan makanan.
4. Meninggalkan anak mereka. Saat ini ada 50 negara yang sudah memiliki undang-undang yang memungkinkan para orangtua untuk meninggalkan bayi mereka yang baru lahir di sebuah pemadam kebakaran, polisi, atau rumah sakit. Kasus terbesar terjadi ketika seorang ayah tunggal (yang istrinya baru saja meninggal) muncul di sebuah rumah sakit di Omaha dan meninggalkan sembilan anaknya.
3. Menghukum anak dengan popok dan tank top. Pada bulan Mei 2012 lalu, warga Fridley, Minnesota terkejut dengan melihat seorang gadis berusia 12 tahun berjalan di tengah jalan hanya mengenakan tank top dan popok. Kepalanya juga dicukur. Itulah hukuman yang diterima oleh gadis malang yang mendapatkan nilai F di rapornya.
2. Menggunakan sebuah papan untuk mempermalukan diri sendiri. Pada 2013 lalu, dua anak (Unique Caruthers, 11 tahun, dan Xacherey Scott, 14 tahun) berdiri di sudut jalan Indianapolis dengan membawa sebuah papan yang terbuat dari kardus. Di papan tersebut terdapat sebuah tulisan yang sangat mengejutkan banyak orang. “Saya pencuri. Saya mencuri dari ibu saya dan keluarga. Saya tidak bisa dipercaya. Jika Anda melihat saya di jalan, hati-hati karena saya pencuri.”
1. Menyuruh orang untuk menculik anaknya sendiri. Hukuman untuk anak yang gila ini dilakukan oleh orangtua yang mengaku sudah sangat putus asa dengan anaknya yang suka mabuk-mabukan dan menghisap ganja. Mr dan Mrs. Levy sengaja menyewa ‘penculik’ dari Tranquilty Bay di Jamaica untuk menculik anaknya, Shannon yang masih berusia 15 tahun. Tak hanya diculik, Mr dan Mrs. Levy juga mengirimkan anak mereka untuk sekolah di Jamaica selama satu tahun.