Fimela.com, Jakarta Sonya Depari, seorang pelajar di Medan yang mengaku sebagai anak Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional BNN Irjen Pol Arman Depari kini tengah menjadi bulan-bulan para netizen. “Belum tentu lulus, udh tau salah. Kurang ajar bngt sm orang yg lebih tua dan berpangkat pula.. Tp kasihan jg tuw anak, bpak nya udh gak ada,” komentar pemilik akun Instagram @tdnuriandra12. Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik akun @boyfauz,”Anak jokowi aj ga kayak gt x kelessss.”
Baca Juga
Namun ditengah berita soal Sonya yang dengan beraninya mengancam seorang Polwan yang sedang bertugas, kabar duka menghampiri Sonya. Ayah Sonya, Makmur Depari meninggal dunia. Banyak netizen yang akhirnya bersimpati dan memberikan dukungan kepada Sonya, salah satunya adalah melalui surat yang ditulis oleh pemilik akun Facebook Birgaldo Sinaga di bawah ini. Dalam tulisannya Birgaldo mengajak agar para netizen tidak lagi mem-bully atau menyalahkan Sonya Depari.
Advertisement
Sonya
Sonya Ekarinaa mendadak ngetop. Siapa nyana gadis remaja cantik yang masih duduk di kelas 3 SMA ini bisa galak di depan perwira Polwan Perida Panjaitan.
Wajahnya tak asing lagi bagi komunitas model di Medan. Ia salah satu model yang cukup dikenal. Wajahnya sering wara wiri di panggung catwalk.
Saat di hentikan polisi krn konvoi berbahaya, Sonya tak terima. Dengan lagak gaya bak debt collector lagi marah, Sonya murka. Dengan tangan menunjuk nunjuk sang perwira polwan, Sonya menghardik keras dengan kata kata berkekuatan penuh dan kencang.
" DENGAR ya BU!! . DENGAR ya BU!!! Ini aku gak main main !! Kalo sampai masuk koran..ingat ya...Ku TANDAI MUKA KAU YA ..KUTANDAI KAU..Aku anak Arman Depari..INGAT Arman Depari!!
Kita terkejut. Alamakkk. Apa pulak anak gadis remaja cantik bisa bisanya seperti itu.
Zaman memang sudah terbalik balik. Wajah cantik murah senyum di atas catwalk ternyata bisa berbanding terbalik di jalanan. Di atas catwalk lenggak lenggok jalan begitu sempurna, di jalanan bisa main tabrak saja.
Sonya gadis remaja adalah produk kekinian dunia panggung sinetron kita. Apa yang sering ditonton anak anak ingusan ini akhirnya bermutasi dalam karakter pribadinya. Mencuat labil saat masuk kehidupan sosial kita.
Sonya dan kawan kawannya adalah produk asli anak anak remaja kita. Kitalah yang membumikan budaya hedonis, angkuh, arogan, pamer, petentang petenteng, tdk hormat sama orang tua lagi ke dalam pikiran anak anak ini. Mereka anak anak kosong yang kita isikan jiwa dan pikirannya dengan sampah ilusi.
Sonya dan kawan kawannya adalah cermin kesalahan kita. Mereka adalah korban dari kerakusan komersialisasi pemilik ruang informasi publik seperti Harry T** S******* M**. Mereka korban kebijakan negara yang kalah pada pemilik modal. Demokrasi memakan peradaban luhur kita.
Kita melihat acara acara TV begitu menyedihkan. Merusak. Bak virus memangsa pikiran sehat kita. Epidemi. Sesungguhnya, darisanalah Sonya belajar melihat, mendengar dan merekam. Mencontohnya dan menjadikannya sebagai sesuatu yang tidak salah.
Sonya...kau tandai om ya nak!! ..tandai !!..tandai ya..!!
Salam Menandai
Birgaldo Sinaga