Fimela.com, Jakarta Semakin berkembangnya teknologi, nampaknya semakin canggih juga taktik para penjahat untuk menipu para nasabah kartu kredit. Tujuan mereka sebenarnya selalu sama. Mereka ingin meraup keuntungan sebanyak-banyak, lewat jalan yang tak halal. Sudah banyak pemegang kartu kredit yang tertipu mereka dengan berbagai modus.
Baca Juga
Bukan hanya kehilangan banyak uang, tapi juga tagihan mereka malah jadi membengkak. Untuk itu, ada baiknya kamu sangat berhati-hati saat menggunakan dan membawa kartu kredit ke mana pun kamu pergi. Agar tak tertipu, kamu harus mengenal beberapa macam modus penipuan kartu kredit.
Jasa pembuatan kartu kredit palsu. Membuat kartu kredit tak semudah melakukan permohonan kartu keanggotaan perpustakaan. Paling tidak, sejak kamu mengajukan, pasti kamu butuh satu bulan hingga akhirnya memegang kartu kredit. Masalahnya, sebagian orang kadang tak sabar menunggu dan memilih jalur pintas. Tapi, hati-hati dengan jasa pembuatan kartu kredit palsu yang mengiming-imingi waktu singkat, limit besar, serta syarat mengirimkan sejumlah uang.
Advertisement
Situs belanja online palsu. Selain penawaran pembuatan kartu kredit palsu, kamu juga harus hati-hati dengan blog yang memuat penipaun dengan modus situs belanja online. Kamu mungkin akan diminta melakukan proses belanja seperti biasa. Tapi, hingga batas waktu pengiriman, barang tak kunjung kamu terima.
Pembobolan data nasabah. Kalau ketiga modus di atas pelakunya kebanyakan perorangan, pembobolan data nasabah biasanya berupa sebuah jaringan yang sangat rapi. Kejahatan ini tidak terjadi secara online, tapi bisa juga di outlet penjualan barang bermerk. Korbannya juga bukan hanya nasabah tapi juga si perusahaan. Modus dan metodenya pun beragam. Mulai dari telepon, email, pengunduhan program, sampai penawaran pemberian pinjaman dalam jumlah besar. Makanya, jangan sekali-kali kamu memberikan PIN, nomor kartu kredit, dan data perbankan lainnya.
Modus teman. Kamu mungkin sangat percaya dengan teman dekatmu. Karena itu, kamu tak masalah meminjamkan kartu kreditmu padanya, saat dia membutuhkan pertolongan. Artinya, saat kamu meminjamkan kartu kredit, kamu pasti memberikan PIN atau juga mengizinkannya menandatangani struk belanjaan dan bukti pembayaran. Tapi, bukannya menggunakan sesuai izin dan kebutuhan, temanmu ini malah menggunakannya sesuka hati hingga limit 'jebol.'