Fimela.com, Jakarta Dinobatkan sebagai maskapai paling tidak aman pada 2016 ini, pesawat Batik Air hari ini, Senin (04/04/16) sekitar pukul 19.55 Wib mengalami tabrakan pesawat di Run Way Lanud Halim. Dari informasi yang tersebar melalu pesan berantai disebutkan bahwa tabrakan terjadi antara pesawat Transnusa jenis ATR reg PK-TNJ dengan pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 reg PK-LBS rute HLP-UPN (ujung pandang).
Baca Juga
Kecelakaan yang dialami oleh Batik air tersebut tentu saja akan semakin menambah daftar catatan hitam pesawat yang awalnya digagas untuk kelas premium tersebut. "Yang digagas untuk kelas premium malah di peringkat pertama paling berbahaya? Sepertinya perusahaan ini perlu belajar manuver Chrysler Corporation dulu saat memutuskan menyewa Lee Iacocca untuk menyehatkan manajemen perusahaan. Dengan manajemen yang baik, manajer yang kelas premium, perusahaan itu bisa bangkit dari lubang kubur menjadi salah satu raksasa tersehat dunia hanya dalam waktu relatif singkat," komentar pemilik akun Facebook Erry Yunus.
Advertisement
Dikutip dari media independent.co.uk, maskapai Batik Air di Indonesia dinobatkan sebagai maskapai paling tidak aman di 2016. Sedangkan diperingkat kedua paling tidak aman ditempati maskapai Bluewing Airlines dari Suriname. Hasil survei 2016 tersebut didasarkan pada catatan kecelakaan fatal tiap maskapai, sejarah operasional, dan catatan kejadian serta keunggulan operasional.
Lalu apakah penilain Batik Air akan semakin buruk setelah kejadian tabrakan pesawat di Halim? Seperti yang telah diberitakan sebelumnya pesawat Batik Air yang sedang take off, pada saat yang bersamaan terdapat pesawat Transnusa yang berada di run way yang sedang di towing menuju hanggar. Kecelakaan pun tidak dapat dihindari, Pesawat ATR rusak pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri, sedangkan pada pesawat batik rusak pada bagian ujung sayap sebelah kiri. Untungnya dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa.