Fimela.com, Jakarta Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati menilai, penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tak berpengaruh pada harga barang kebutuhan masyarakat secara signifikan. Dia mengatakan, ada yang namanya kekauan harga. Artinya, meskipun harga BBM turun, harga barang yang sudah naik tak ikut turun.
Baca Juga
"Ada yang namanya kekakuan harga, sekalipun harga BBM itu diturunkan, harga-harga yang sudah naik tidak akan turun," kata Enny saat dihubungi Bintang.com, Kamis (31/3). Dia juga mengatakan, hal ini terjadi karena industri pasar di Indonesia tidak bersaing secara sempurna antara permintaan dan pasokan.
"Mekanisme pasar tidak berjalan secara sempurna atau terdapat kegagalan kerja dari mekanisme pasar untuk bersaing secara sehat. Terdapat kekuatan yang lebih dominan yang dapat mengendalikan harga (price maker). Kondisi persaingan usaha yang tidak sehat itu semakin menguatkan sinyalemen terjadinya berbagai praktik kartel dalam beberapa komoditas strategis," jelasnya.
Advertisement
Kekakuan harga juga ternyata disebabkan adanya ekonomi berbiaya tinggi. Karena itu, perlu adanya peran pemerintah untuk mengoptimalkan kerja sama dengan beberapa pihak terkait. Seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan lainnya.
"Pemerintah harus menggunakan strategi dan jurus andalan agar penurunan harga bahan bakar minyak itu diikuti dengan penurunan harga lainnya secara umum," ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menurunkan harga BBM pada 1 April 2016. Pemerintah akan menurunkan harga BBM jenis premium dan solar sebesar Rp 500. Penurunan tersebut menyesuaikan harga minyak dunia dan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika. (Dadan E. P.)