Fimela.com, Jakarta Julangan dinding 'setengah paras' setinggi 10 meter itu merupakan puing gereja yang parasnya telah lama hilang dari pandangan publik. Seperti diwartakan Independent, ketika ketinggian air sungai Grijalva merosot hingga setidaknya 24 meter di tahun 2002, jadi kali pertama 'gereja misterius' tersebut nampak kembali.
Baca Juga
Tak lagi memadai untuk dijejak karena ketinggian air, sebagaimana dilaporkan The Guardian, warga lokal hanya bisa membawa turis berkeliling di sekitar puing gereja berusia kurang lebih 400 tahun tersebut. Kepada Independent, seorang arsitek, Carlos Navarrate menuturkan, 'gereja misterius' ditinggalkan sekitar tahun 1773.
Terkungkung bukit dengan kabut yang sesekali 'menelan' sepenuhnya, gereja ini menampakkan pesona berbalut nuansa misterius dalam satu waktu bersamaan. Meninggalkan atmosfer tempat sakral, puing sewarna lempung ini berdiri, meski tak sempurna, dengan segala biusan eksotisme.
Advertisement