Fimela.com, Jakarta Nama Ippho Santosa sangat familiar. Bukan hanya sebagai penulis buku 7 Keajaiban Rezeki, tapi juga sebagai motivator kelas internasional. Dibandingkan dengan motivator lain, ada yang berbeda pada diri pria berkaca mata ini. Tak hanya memberikan langkah-langkah konkrit untuk mencapai kesuksesan, tapi juga merumuskan beberapa konsep. Konsep tersebut lantas harus disinergikan agar terbentuk menjadi magnet rezeki.
Baca Juga
Bukan hanya sebagai pembicara dan penulis, Ippho ternyata juga mendirikan sebuah sekolah TK dan SD yang juga berbeda dengan sekolah biasanya. Namanya Khalifah. Kalau pendidikan usia dini lainnya hanya fokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak, sekolah Khalifah berbasis Tauhid dan Entrepreneurship.
Ippho memang sangat familiar dengan dunia pendidikan. Pasalnya, dia pernah bekerja sebagai dosen. Sambil mengajar, dia banyak menulis tentang berbagai hal. Tulisannya kemudian di muat di berbagai surat kabar. Karena tulisannya yang berkualitas, dia lantas mengumpulkan tulisan-tulisan itu menjadi satu. Jadilah sebuah buku.
Advertisement
Buku tersebut lantas diterbitkan. Baru satu kali mengirim naskah melalui surat elektronik, pihak penerbit langsung setuju untuk menerbitkannya. "Saya waktu itu masih menulis untuk beberapa koran. Terkumpul banyak tulisan, akhirnya menjadi buku. Saya kirim ke salah satu penerbit besar. Mereka langsung bilang OK. Itu buku saya yang pertama," kata Ippho saat ditemui Bintang.com.
Satu buku sudah terbit, nampaknya tak membuat Ippho puas. Dia masih terus menulis sambil bekerja di beberapa tempat. Akhirnya, terbersit ide untuk mendirikan bisnis kuliner. Beberapa kali mencoba, namun gagal. Tapi tahap jatuh-bangun ini tak membuatnya jera untuk terus berusaha. Hingga akhirnya, buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki terbit tahun 2010.
Dia mengaku banyak yang berubah sejak buku itu dibaca banyak orang. Mulai dari masyarakat biasa, hingga tokoh dan publik figur. Dari sinilah, Ippho Santosa melangkah menaiki panggung kesuksesan dan berbicara di depan banyak orang. Seperti apa kisah sukses Ippho selengkapnya? Berikut ini petikan wawancara Ippho Santosa dengan Meira Karla dan fotografer Galih W. Satria.
Advertisement
Perjalanan Karier Ippho Santosa
Berawal dari kegemarannya menulis di berbagai surat kabar, Ippho akhirnya sukses menjadi penulis buku terkenal. Bukunya bahkan sudah terjual lebih dari 1 juta eksemplar. Tapi, bukan berarti kesuksesannya tak mengalami banyak kendala.
Bagaimana awal karier mas Ippho sebagai penulis dan motivator terkenal?
Jadi waktu saya kerja dulu, saya sudah menulis-menulis di Koran. Saya juga dulu jadi dosen. Jadi sudah terasah sih sebenarnya. Kata orang, omongan saya juga oke. Akhirnya saya coba membina sekolah kecil di kampus.
Sebelumnya, saya kerja di berbagai tempat dan kemudian sempat mendirikan usaha macem-macem di bidang kuliner. Bakso pernah. Soto Pernah. Gado-gado pernah. Tapi gagal semua. Di sini saya akhirnya berpikir untuk membuat TK dan SD.
Kapan titik awal kesuksesan Mas Ippho?
Saat itu, ketika buku 7 Keajaiban Rezeki terjual 1 juta eksemplar, banyak orang yang membacanya. Nah, dari sinilah, rentetannya banyak. Saya akhirnya menjadi motivator dan menyelenggarakan banyak seminar. Saya akhirnya tahu juga, kalau banyak orang terkenal yang membaca buku saya. Alhamdulillah banyak orang yang melapor kalau mereka sudah sukses di bidangnya masing-masing.
Dari mana mendapatkan teori otak kanan?
Sebenarnya pemikiran tentang pikiran dan otak sudah ada sejak dulu. Soal kecerdasan juga. Saya bikin teori-teori itu lebih membumi dengan masyarakat Indonesia. Ada juga pemikiran yang memang benar-benar hasil pemikiran dan dari pengalaman saya.
Kenapa otak kanan penting dalam berbisnis?
Jadi menurut pengalaman saya, kalau mau sukses berbisnis ya harus menggunakan otak kanan dulu. Karena kalau otak kiri nanti kebanyakan mikir. Terlalu banyak mikir akhirnya nanti enggak jalan.
Apakah menjadi motivator dan penulis buku terkenal memang target Mas Ippho?
Saya sebenarnya mengalir saja. Cuma memang ada keinginan untuk go international. Itu ada sih rasa inginnya.
Untuk bisa sukses, apakah seseorang harus memiliki mentor?
Sebaiknya, ya. Dengan memiliki mentor, proses menuju kesuksesannya akan menjadi lebih cepat. Bedanya, orang itu ibaratnya begini. Dia mau ke sini naik taksi. Bisa sih cari taksi sendiri, pakai GPS, tanya orang. Tapi kan lama. Tapi kalau kita punya mentor, ya udah ikuti saja dia. Kecil kemungkinannya kita tersesat.
Bagaimana caranya mencari mentor yang tepat?
Kalau saya menilai beberapa tanda. Pertama dia harus teruji. Yang kedua dia harus tulus selama membimbing kita. Kalau tidak teruji, ya buat apa ikut dia?
Siapa mentor Mas Ippho yang punya andil besar dalam hidup?
Kalau saya, selain orangtua, senior-senior saya dulu. Termasuk juga motivator-motivator besar. Seperti Richard Branson, Robert T. Kiyosaki. Saya dua kali ketemu beliau.
Kiat Sukses Buat Anak Muda
Motivator dan pembicara sempat menjadi tren di kalangan anak muda. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang mengasah kemampuan berbicara di depan umum. Melihat hal ini, Ippho Santosa memberikan beberapa tips dan kiat-kiat seputar kesuksesan anak muda.
Apa yang harus dilakukan anak-anak muda kalau mereka ingin sukses menjadi pembicara?
Yang terpenting, dia menguasai bidangnya. Dia harus punya bukti kalau dia memang ahli di bidang tersebut. Bukti enggak harus bukti finansial. Misalnya, dia ahli tentang syukur. Nah ini kan enggak ada bukti finansialnya. Tapi memang dia sudah membuktikan kalau dia menguasai ilmu tentang ini. Terus misalnya tentang parenting, nah berarti dia berhasil di bidang itu.
Bagaimana caranya agar target dan mimpi tercapai?
Ada orang punya target A, B, C. Sebenarnya harus ada prioritas. Pecah saja, misalnya tahun ini A. Tahun selanjutnya B. Kebanyakan orang untuk mencapai targetnya hanya mengandalkan action saja. Padahal, enggak. Semuanya harus kamu pakai. Action dipakai, amal dipakai, doa juga dipakai.
Bagaimana mensinergikan ketiga hal tersebut?
Ya, misalnya target penjualan kita 1 M. Kita promosi, lakukan segala macam, tapi amal harus tetap jalan. Kamu harus tetap berbagi, berbakti kepada orangtua. Begitu juga doa. Doa dari diri sendiri, doa sepasang bidadari (ada dalam buku 7 Keajaiban Rezeki).
Bagaimana caranya mendapatkan banyak pembaca dan pendengar?
Saya tidak pernah berpikir begitu. Saya menyampaikan konsep rezeki, otak kanan, dan sepasang bidadari. Saya sampaikan saja. Makanya saya tidak pernah meniru orang lain. Begitu pula dengan gaya saya menulis dan menjadi pembicara. Gaya saya otentik. Jokes saya otentik. Slide saya juga otentik.
Apakah menjadi penulis dan motivator cita-cita Mas Ippho sejak kecil?
Enggak. Bukan. Dulu saya inginnya jadi arsitek. Karena saya kan suka menggambar. Akhirnya berbelok menjadi arsitek dalam hidup banyak orang.
Apa arti sukses buat Mas Ippho?
Sukses itu setiap orang berbeda-beda. Ada yang bilang materi. Tapi kalau saya, yang paling penting Allah SWT rido sama saya. Keluarga juga rido sama saya. Sebanyak-banyaknya orang rido sama saya.
Kalau hanya mencari materi, tidak akan pernah selesai. Apa lagi di Jakarta. Kamu ngaku kaya di Jakarta enggak bisa. Kamu ngaku, masih ada yang jauh lebih kaya dari kamu. Kamu punya satu mobil mewah, ada orang lain yang punya 12 mobil yang enggak kalah mewahnya.
Apa korelasinya antara keluarga dengan kesuksesan?
Saya pernah bertemu Richard Branson. Dia tanya saya, sudah berkeluarga? Sudah. Punya anak? Sudah, ada tiga. Dia bilang, pastikan kamu menyediakan waktu untuk keluarga. Jadi memang kalau keluarga sukses, yang lainnya juga ikut sukses. Saya percaya gerbangnya bahagia ya di keluarga. Gerbangnya hidup, ya dikeluarga juga.
Ya, tidak mudah memang meraih mimpi dan kesuksesan. Tak hanya keteguhan dan motivasi yang besar dalam hidupnya, Ippho Santosa sukses berkat adanya sinergi antara otak kanan, sayap bidadari dan juga amal. Meski menjadi pembicara kelas internasional bukan cita-citanya sejak kecil, Iphho bersyukur banyak orang yang sukses usai membaca buku-bukunya.