Fimela.com, Jakarta Densus 88 Antiteror telah menangkap enam terduga teroris di Malang, Jawa Timur, pada Jumat (19/2) malam hari. Diketahui, salah satu terduga teroris bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Kabupaten Malang. Dilansir dari Liputan6, PNS ini bernama Achmad Ridho Wijaya.
Baca Juga
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, Untung Sudarto mengatakan kepada media tersebut, Ridho menjabat sebagai Kepala Seksi Terminal dengan eselon IVA pangkat III D.
Untung juga mengatakan, Ridho sudah tidak pernah masuk kantor sejak Desember tahun lalu. Dinas Perhubungan sudah berusaha memanggil untuk meminta klarifikasi. Tapi sayang, Ridho tidak pernah memenuhi panggilannya ke kantor. Hingga akhirnya Untung mendengar kabar Ridho terlibat jaringan teroris di Malang dan diciduk bersama lima terduga teroris lainnya.
Advertisement
"Sudah sejak 20 Desember 2015 tidak pernah masuk kantor. Pernah kami panggil untuk minta klarifikasi tapi tak hadir dan ternyata tersangkut kasus ini," ujar Untung kepada Liputan6, Sabtu (20/2).
Ridho, lanjut Untung, dulu merupakan karyawan aktif di kantor. Bahkan sempat ikut kegiatan kantor saat menginap tiga bulan di posko bantuan saat Gunung Kelud meletus 14 Februari 2014 lalu. Sayang, Untung mengatakan, perilakunya berubah sejak itu. Dia mengatakan, Ridho tak lagi mau salat berjamaah dengan rekan kantor dan memilih salat sendiri.
Ridho yang tinggal di Perum Griya Permata Alam Blok JM Desa Ngijo telah digeledah Densus 88. Dari dalam rumah tersebut, tulis Liputan6, diamankan sejumlah barang mencurigakan, seperti senapan angin dua bilah senjata tajam, serta beberapa buku tentang jihad.
Sementara itu, Kepala Desa Ngijo, Mahdi Maulana mengatakan kepada Liputan6, Ridho pernah mengaku telang mengambil pensiun dini dari Dishub Kabupaten Malang dan kini berjualan gado-gado. "Selama beberapa hari terakhir ini dia berjualan gado-gado karena sudah mundur sebagai PNS," kata Mahdi kepada Liputan6.