Fimela.com, Jakarta Upacara kematian atau pemakanan umumnya akan dihadiri sanak keluarga dan para sahabat ketika seseorang meninggal. Tapi, lain cerita dengan Zhang Deyang yang sengaja mengundang teman-teman dan keluarganya untuk hadir di pemakamannya, sebelum dia meninggal.
Zhang, seorang kakek berusia 66 tahun ini, Telegraph menulis, mengadakan sebuah upacara kematian palsu di kota Rizhao, Cina beberapa waktu lalu. Meski banyak orang yang merasa hal ini sangat aneh, tapi ternyata Zhang memiliki alasan untuk mengadakan upacara kematian palsu bagi dirinya sendiri.
Baca Juga
Dilansir dari media yang sama, Netease melaporkan, Zhang tidak pernah menikah dan tidak memiliki anak. Selama dia hidup, banyak perbuatan baik yang telah dia lakukan. Namun, dia tidak pernah mendapatkan perhatian dari masyarkat. Dia ingin membuktikan keberadaannya di masyarakat. Untuk itulah, dia membuat sebuah upacara pemakaman palsu.
Advertisement
Selain itu, dalam budaya Cina, orang yang sudah mati diyakini memiliki kebutuhan yang sama ketika dia masih hidup di dunia. Termasuk soal makan dan pakaian. Karena itulah, keluarga orang yang meninggal ini, tulis Telegraph, harus mengadakan upacara pemakaman dan juga membayar kunjungan rutin ke kuburan. Saat kunjungan rutin tersebut, mereka membakar dupa untuk 'memberi makan' orang yang sudah meninggal dan uang kertas sebagai bekalnya di akhirat.
Sementara, Zhang yang tidak punya keluarga dan tidak cukup mendapatkan banyak perhatian khawatir tak ada orang yang akan melakukan hal ini ketika dia meninggal nanti. Karena itu, beberapa tahun lalu, Telegraph melaporkan, Zhang telah mendirikan sebuah nisannya dan akhirnya mengadakan pemakaman palsu tahun ini.
Di luar dugaan, bukan hanya sanak saudara dan para teman, para warga setempat pun datang untuk melihat upacara pemakaman Zhang yang menghabiskan 16 ribu yuan atau setara dengan Rp 33 juta. Sebagian masyarakat menyayangkan Zhang yang mengadakan upacara ini. Mereka berpikir, upacara pemakaman palsu terhitung mahal dan uangnya mungkin akan lebih bermanfaat kalau dia sumbangkan.
Namun, sebagian lainnya justru bisa mengerti perasaan Zhang yang kesepian. "Setelah bekerja keras sepanjang hidupnya, Zhang sendirian, dan merasakan kekosongan. Karena ini, rasanya sulit untuk mencegah rasa pahit dalam dada," kata seorang warga desa kepada Telegraph.
Upacara pemakaman ini ternyata tak sekadar pemakaman, tapi juga ada pernikahan palsu dengan wanita yang sudah meninggal karena meninggal tanpa punya istri menurut Zhang akan terlihat sangat tidak beruntung. "Saya mengadakan upacara ini karena saya ingin memisahkan antara orang-orang yang benar-benar peduli dengan saya dan mana yang memberikan perhatian palsu," katanya kepada Qilu, seperti yang dikutip dari Telegraph.