Fimela.com, Jakarta Kalau 'no valentine' merupakan satu aksi publik di Indonesia, Pakistan justru melibatkan pemerintah dalam tindakan penolakan akan perayaan Hari Kasih Sayang. Sebagaimana dimuat BBC, kawasan di bagian barat laut Pakistan dilarang melakukan perayaan Hari Valentine.
Lebih lanjut BBC melaporkan, pemerintah lokal di Kohat, Khyber Pakhtunkhwa, sudah memerintahkan polisi untuk melarang toko-toko setempat menjual pernak-pernik Valentine, termasuk di antaranya kartu ucapan. Kawasan Kohat memang dipimpin oleh pihak politik religius dan berada di dekat area tribal yang terbilang konservatif.
Advertisement
Baca Juga
Kepada BBC, administrator kawasan Kohat, Maulana Niaz Muhammad menjelaskan, Hari Valentine tak mempunyai ruang legal dan merupakan perayaan yang menentang agama. Meski demikian, Maulana menambahkan, memberi kartu ucapan dan bunga bukan lah hal buruk, hanya saja tak boleh dihubungkan dengan satu hari spesifik.
Selaras dengan Maulana, Presiden Mamnoon Hussain pun menjelaskan alasan pelarangan Valentine's Day di Pakistan. "Kita harus menghindari perayaan Hari Kasih Sayang karena itu tak ada kaitannya sama sekali dengan kultur kita," ujarnya, seperti dimuat news.vice.com.
Bukan kali pertama, seperti diwartakan news.vice.com, aksi 'no valentine' sudah pernah digelar di Peshawar pada 2013 silam. Dalam gerakan penolakan tersebut, massa membakar kartu ucapan Valentine's Day. Kala itu, pemandangan warga lokal juga dihiasi oleh billboard bertuliskan 'Say No to Valentine's Day'.