Fimela.com, Jakarta Meskipun Jessica Kumala Wongso, tersangka kasus 'Kopi Sianida' tetap menyangkal dialah yang memasukkan sianida ke dalam es kopi Vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta, pada Rabu 6 Januari lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan kepada Liputan6, kalau perbuatannya saja diingkari, motinya pun juga akan dia ingkari. Karena masih tetap menyangkal, Jessica lantas harus menjalankan pemeriksaan psikologi, psikologi forensik termasuk psikiatri forensik.
Baca Juga
Sementara itu, ayah Wayan Mirna, Darmawan Salihin juga melakukan penyelidikan terkait kasus kematian putrinya ini. Seluruh tenaga dan kemampuan dia kerahkan demi mencari bukti-bukti yang bisa menjerat Jessica pada saat di pengadilan nanti. Pada sebuah acara talkshow di salah satu saluran televisi swasta, dia mengatakan sangat yakin kalau Jessica yang membunuh Mirna.
Advertisement
Alasannya, selain karena tidak ada orang lain yang memungkinkan menjadi tersangka menurutnya, ada beberapa temuan-temuan yang membuat Darmawan menaruh curiga terhadap teman kopi Mirna, Jessica. Meskipun telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian, dia tidak diam saja menunggu keputusan. Sebagai ayah yang telah kehilangan anak tercinta, dia mengerahkan segala kemampuan.
Mulai dari memerhatikan perkembangan kasus melalui pemberitaan hingga melakukan investigasi sendiri. "Ada beberapa kali gestur dia di TV, bagaimana dia membuat pencitraan. Kedua, saya juga mengikuti perkembangan polisi. Saya cocokkan, nyambung dia. Berarti memang seperti itu," katanya di acara talkshow tersebut, pada Sabtu (13/2).
Selain itu, dia melanjutkan, ada polisi yang bercerita kepadanya mengenai Jessica. Teman ngopi Mirna yang telah dinyatakan sebagai tersangka sempat meminta polisi tersebut untuk diadili secepatnya. Karena dia yakin tak akan terbukti bersalah.
"Ada polisi yang cerita, katanya (Jessica) saya diadilin saja, kalau saya gak salah, lepas dong? Kalau orang yang tidak salah, dia tak akan melakukan itu. Dia pasti datang ke saya pada hari kejadian dan mengajak saya untuk mencari sama-sama siapa pembunuhnya. (Tapi), dia tidak pernah menghubungi saya. Padahal saya pernah tolongin dia pada saat ngos-ngosan," katanya.
Darmawan mengaku mendapatkan 'peluru' untuk 'membunuh' Jessica dari investigasinya sendiri. Dia menurunkan timnya sendiri, yang merupakan pegawai dan memanfaatkan pertemanan. "saya investigasi sendiri. Saya, kan punya banyak pegawai. Ada bagian risk management saya suruh jalan, sampai cari celana ke tempat sampah ke mana-mana. Kalau polisi kan dari segi pidana. Kalau saya dari kenyataan," katanya pada acara tersebut.