Fimela.com, Jakarta Sejak kasus 'Fortuner Maut,' yang terjadi pada Senin (8/2) lalu, nama Kalijodo kembali mencuat. Kawasan 'cinta satu malam' yang disebut-sebut sebagai awal mula kecelakaan Fortuner itu kini direncanakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal dibongkar. Wacana pembongkaran ini sebenarnya sudah sedang lama dicanangkan.
Baca Juga
Dilansir dari Liputan6, kawasan ini sudah ada sejak 1930-an. Meski tak hanya sekali wacana tersebut dicanangkan, pembongkaran lokalisasi ini tidak pernah terealisasikan. Ahok sadar, pembongkaran kawasan prostitusi tertua di Jakarta ini tidak mudah. Warga yang menggantungkan hidupnya dari bisnis perjudian dan prostitusi ini pasti akan melawan.
Saking sulitnya, Ahok curiga ada oknum pemerintahan yang bermain di sini. Pasalnya, perputaran uang pada bisnis di Kalijodo yang lokasinya kecil itu sangat besar. "Makanya saya nggak tahu, pasti ada terlibat oknum (pemerintah). Kalau nggak ada, nggak mungkin bisa bertahan begitu lama," katanya kepada Liputan6, pada Jumat (12/2).
Advertisement
Ahok juga mengatakan kepada media yang sama, perkara Kalijodo bukan cuma soal prostitusi. Dia melihat, ada sejarah perjudian yang berakar kuat di kawasan tersebut sejak lama. "Kalijodo jangan lihat kecil gitu loh. Ini uangnya besar. Ini bukan cuma prostitusi. Kalau lihat sejarah dari dulu kan ada perjudian. Perjudian itu yang kencang. Makanya kita pikir, kalau gitu selesaikan (bongkar) saja sekalian," katanya kepada Liputan6.
Selain itu, Kalijodo yang tak kunjung dibongkar ternyata juga memiliki faktor lain. Kepada Liputan6, Ahok mengaku kesal karena Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi tak kunjung membersihkan kawasan prostitusi dan judi ini. Ahok mengatakan, Rustam selalu beralasan sedang melakukan pendekatan persuasif dengan warga dan pelaku usaha di Kalijodo.
Tidak sabar, Ahok lantas mengancam akan menggeserRustam sebagai Wali KotaJakarta Utara kalau tidak juga 'membersihkan' Kalijodo. "Pokoknya saya sudah tekankan Wali Kota kalau nggak berani (bongkar Kalijodo) harus kita ganti," cetus Ahok kepada Liputan6.