Fimela.com, Jakarta Untuk meningkatkan potensi wisata di sejumlah desa di kabupaten Bandung, pemerintah setempat menetapkan setidaknya ada 10 kampung yang ditunjuk sebagai desa wisata, termasuk kampung desa wisata Lebak Muncang yang terletak di kecamatan Ciwidey. Selain dapat meningkatkan potensi wisata, konsep kampung wisata ini juga diharapkan mampu menanamkan sikap cinta kepada budaya dan alam sekitar sehingga adat dan alam yang kita miliki dapat terjaga kelestariannya.
Baca Juga
Seperti kampung wisata pada umumnya di Bandung, desa Lebak Muncang menawarkan interaksi dan kegiatan langsung bersama penduduk setempat. Dalam kegiatan bercocok tanam, misalnya, pengunjung di sana akan diajari bagaimana cara menanam bibit, memelihara, memanen, bahkan hingga cara memasarkannya ke konsumen. Jenis tanaman yang biasa ditanam di sana ialah stroberi, bawang, seledri, tomat, dan jamur karena letaknya yang berada di daerah pegunungan. Tentu saja aktivitas ini sangat bermanfaat bagi pengunjung, terutama anak-anak, agar mereka lebih menghargai kerja keras petani.
Selanjutnya, ada program pengenalan budaya. Dalam kegiatan ini kamu akan diperkenalkan dengan adat dan kesenian setempat seperti Degung, Jaipong, dan Bangkon Reang. Menariknya, kamu diperbolehkan untuk mencoba alat-alat musik yang mereka mainkan ataupun menari bersama. Selain tarian dan musik, kamu pun bisa mempelajari cara membuat makanan khas desa Lebak Muncang, yakni rengginang, saroja, rangening, dan dodol stroberi.
Advertisement
Puas berinteraksi dengan penduduk, saatnya untuk menikmati keindahan desa Lebak Muncang lewat kegiatan jungle tracking alias menyusuri perbukitan sambil menghirup udara segar yang nggak bisa kamu nikmati di perkotaan. Setelah sampai di puncak bukit, kamu akan diajak makan bersama (atau ngaliwet menurut istilah orang di sana) setelah lelah berjalan bersama teman dan penduduk sekitar.
Malam pun tiba dan inilah waktunya untuk kembali ke peraduan. Di sana juga disediakan tempat penginapan berkonsep rumah sederhana layaknya pemukiman penduduk asli untuk memberikan kesan dan pengalaman kepada pengunjung layaknya menjadi desa asli. Lebih dari itu, desain penginapan seperti ini juga dapat mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan lewat interaksi yang kita jalin dengan sang pemilik rumah.