Fimela.com, Jakarta Lagi, Google memperkenalkan 'tokoh baru' melalui Doodle, yakni Sophie Taeuber-Arp. Bagi sebagian masyarakat dunia, nama seniman asal Swiss itu masih begitu asing di telinga. Namun di ulang tahunnya yang ke-127 pada Selasa (19/1), Google 'membiarkan' dunia tahu tentang Sophie lewat karya seni paling penting di masa pemberontakan Dada.
Lahir di Davos, Swiss pada 1889, perempuan yang semula dikenal dengan nama Sophie Henriette Gertrude Taeuber ini mulai belajar gambar ketika mengenyam pendidikan di School of Applied and Free Art, Munich, Jerman, sebelum akhirnya pindah ke Zurich pada 1915.
Advertisement
Baca Juga
'Hijrahnya' Sophie ke salah satu kota besar di Swiss itu berbuah manis. Pasalnya, di sana ia bertemu dengan pemahat sekaligus pelukis asal Perancis, Hans Arp, yang kemudian dinikahinya pada 1922. Setelah itu, keduanya mulai dikenal dengan sederet karya bergaya abstrak yang diproduksi di bawah payung Duo Collages.
Kerap bereksperimen dengan berbagai gaya, mulai dari garis-garis teratur, bayangan geometris yang mengalir dengan begitu bebas, hingga figur manusia yang dilukiskan secara abstrak. Sebelum pindah ke Strasburg, kemudian Paris, Sophie pun sempat mendalami ilmu menenun.
Sayangnya, desain modern tak terlalu populer, baik di Strasburg mau pun Paris. Sekaligus menghindari invasi Nazi, keduanya kembali ke Zurich. Sebelum tutup usia di tahun 1943 karena keracunan karbon monoksida, karya Sophie Taeuber-Arp terus menghiasi pemberontakan Dada yang meletus setalah Perang Dunia I.