Fimela.com, Jakarta Pada Oktober tahun lalu, puluhan gajah tergeletak dan tak bergerak di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe. The Guardian menulis, para penjaga hutan di negara yang tandus ini menemukan 62 gajah mati karena diracun para pemburu, menggunakan sianida.
Baca Juga
Media ini juga menulis, Caroline Washaya-Moyo, juru bicara taman nasional tersebut yakin, para pemburu itu menggunakan sianida untuk membunuh para gajah dan mengambil gadingnya untuk dijual. Belum sempat kasus ini terselesaikan, para penjaga hutan menemukan satu bangkai gajah lain di wilayah barat laut Zimbabwe.
Menurut Sunday Mail, bangkai gajah yang sudah membusuk itu ditemukan minggu lalu di hutan Sikumi. Hutan ini ternyata letaknya bersebelahan dengan Taman Nasional Hwange yang sudah menjadi tempat 'langganan' bagi para pemburu untuk meracuni gajah dengan sianida, sejak September tahun lalu.
Advertisement
Dilansir dari Times Live, bangkai gajah ini sudah 10 hari terbaring di hutan. Tapi, para pemburu belum sempat memotong gadingnya dan membawa pergi untuk dijual. Ternyata, penggunaan sianida untuk membunuh para gajah sudah sangat sering dilakukan para pemburu.
Mereka mencampur sianida di kolam-kolam yang menjadi tempat minum para gajah di dalam hutan dan taman nasional. Media tersebut menulis, para pemburu dengan sangat tega juga menaburkan garam di sekitar kolam yang sudah dicampur dengan sianida.
Meskipun belum jelas kelompok pemburu mana yang melakukan hal kejam ini, pihak kepolisian masih terus mencari dan berusaha untuk menghentikan pembunuhan terhadap gajah di Zimbabwe. Koran harian Herald juga memberitakan, minggu lalu seorang pria telah ditangkap di kota Bulawayo, Zimbabwe, karena menyimpan lebih dari 1 ton sianida di gudangnya tanpa surat izin. Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus pembunuhan terhadap puluhan gajah di Zimbabwe, menggunakan sianida.