Fimela.com, Jakarta Tergeletak tak berdaya, tubuh mungil Aylan Kurdi ditemukan di salah satu pantai di Turki, September silam. Masih mengenakan kaus berwarna merah, celana jeans, dan sepatu hitam, potret yang diabadikan oleh seorang fotografer, Nilufer Demir, sukses membuat air mata publik dunia terkuras.
Hingga kini, mungkin masih ada beberapa orang yang tetap merasakan pilu akan nasib tragis yang menimpa bocah imigran Suriah tersebut. Seakan tak ingin merusak kenangan akan bocah berusia 3 tahun itu, ketika majalah kontroversial Charlie Hebdo mengangkat figur Aylan Kurdi 'dewasa' sebagai sampul, kritik pun datang dari berbagai pihak.
Advertisement
Baca Juga
Bukan tanpa alasan. Lewat sampul, majalah yang juga pernah memuat karikatur nabi Muhammad ini memberi kesan bahwa anak-anak imigran Suriah nantinya akan tubuh dewasa menjadi pemerkosa. Salah satu yang dengan keras mengecam sampul majalah tersebut adalah Tima Kurdi.
Melalui akun twitternya, bibi dari Aylan Kurdi itu bahkan menyebut sampul majalah tersebut sebagai satu hal yang menjijikan, sarat akan kesan rasis, dan seharusnya diabaikan oleh dunia. Bukan kali pertama, sejak empat bulan lalu ketika tubuh Aylan pertama kali ditemukan, Charlie Hebdo sudah membuat serangkaian kartun dengan bocah yang ditemukan tewas bersama sang kakak itu sebagai fokus utama.
Disgusting cartoon in Charlie Hebdo, is racist, not to the innocent 2 years old kid, where is the humanity.
— Tima Kurdi (@TimaKurdi) January 13, 2016
Dishonouring my innocent 2years old nephew Alan Kurdi? That disgusting, but we have to ignore it, https://t.co/LF07ShfMtq
— Tima Kurdi (@TimaKurdi) January 14, 2016
Sebagaimana dimuat Daily Mail, sampul kali ini dikaitkan dengan latar belakang Aylan Kurdi, yakni sebagai muslim, dengan kumpulan imigran yang melakukan tindak pemerkosaan di Cologne, Jerman, pada malam tahun baru.